Fakta Baru Kandasnya Kapal di Terusan Suez, Penyebabnya Bukan Angin Kencang

Senin, 29 Maret 2021 | 14:05 WIB
Fakta Baru Kandasnya Kapal di Terusan Suez, Penyebabnya Bukan Angin Kencang
Kapal kargo terjebak di Terusan Suez, Ever Given. [Satellite image ©2021 Maxar Technologies/AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepala Otoritas Terusan Suez Mesir mengatakan penyebab utama kandasnya kapal kargo raksasa Ever Given bukanlah angin kencang.

"Angin kencang dan faktor cuaca bukanlah alasan utama kandasnya kapal, mungkin ada kesalahan teknis atau manusia," kata Osama Rabie pada konferensi pers di Suez, disadur dari Al Arabiya, Senin (29/3/2021).

"Semua faktor ini akan terlihat dalam pemeriksaan," sambungnya.

Ditanya kapan kapal bisa mengapung lagi, dia memprediksikan kemungkinan "hari ini atau besok, tergantung pada respons kapal terhadap pasang surut."

Baca Juga: Militer AS Tawarkan Bantuan Evakuasi Kapal yang Kandas di Terusan Suez

Kapal dengan panjang lebih dari empat lapangan sepak bola tersebut kandas dengan posisi diagonal sejak Selasa, menyumbat salah satu jalur perdagangan internasional.

Kepala otoritas kanal mengatakan lebih dari 300 kapal sudah mengantre di kedua ujung kanal yang menghubungkan Laut Mediterania dan Laut Merah tersebut.

Berbicara kepada wartawan di Suez, Rabie menguraikan upaya pihak Mesir dengan mengerahkan kapal tunda dan ekskavator untuk membebaskan haluan dan baling-baling kapal besar untuk membuka kembali kanal.

Rabie mencatat bahwa pada pukul 22.30 waktu setempat hari Jumat baling-baling sudah bisa berputar, meski tidak dengan kecepatan penuh.

Namun mereka macet lagi karena air pasang yang berubah, katanya, menambahkan bahwa petugas harus mengeruk kembali dalam semalam untuk melanjutkan proses evakuasi.

Baca Juga: Gegara Ulah Penumpang, Dua Kereta Api di Mesir Saling Tubruk, 32 Tewas

"Jenis tanah yang kami tangani sangat sulit untuk dikelola, begitu pula pasang surut yang memengaruhi ukuran kapal dan muatannya," tambahnya.

Rabie juga mencatat bahwa penyumbatan itu "tidak menimbulkan korban jiwa atau polusi".

Kandasnya kapal kargo menahan kapal lain senilai 9,6 miliar dolar (Rp 138 triliun) setiap hari antara Asia dan Eropa, menurut data Lloyd's List.

Rabie memperkirakan bahwa Mesir kehilangan pendapatan hingga 14 juta dolar (Rp 202 miliar) dari kanal setiap hari karena kandasnya kapal tersebut.

Amerika Serikat juga menyatakan siap mengirimkan dukungan, termasuk tim ahli Angkatan Laut AS. Rabie berterima kasih kepada AS atas dukungannya bersama dengan China dan Uni Emirat Arab.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI