Kisah Seorang Bodyguard: Nyawa Jadi Taruhannya

Siswanto Suara.Com
Senin, 29 Maret 2021 | 07:00 WIB
Kisah Seorang Bodyguard: Nyawa Jadi Taruhannya
Ilustrasi bodyguard [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

“Ini beda dengan menghadapi massa, ini lebih ekstra lagi ini. Kita kan nggak tahu ancaman ini tiba-tiba muncul dimana. Itu setiap menit, setiap detik, kita antisipasi situasi,” katanya.

“Memastikan situasi seklilingnya, pantau terus. Saat kita diam, saat kita jalan. Kalau misalnya ada dicurigai menguntit, harus kita pastikan terus. Tegangnya di situ. Kan kita nggak tahu darimana datangnya musuh. Kita juganggak tahu misalnya akan ditembak dari jarak jauh. Setiap orang (yang dekat-dekat) kita curigai semua. Supaya aman.”

Posisi bodyguard ketika memberikan pengamanan kepada klien semacam itu harus selalu di dekatnya, biasanya tak lebih dari lima meter.

Menjaga fisik

Seorang bodyguard harus selalu dalam kondisi prima. Olahraga, seperti angkat beban dan menahan pukulan, sudah menjadi semacam keharusan.

“Kalau badan kita fit kan jadi percaya diri, supaya orang yang kita kawal pun yakin dengan kita,” katanya.

Berkat disiplin berlatih, Jhonder selama ini selalu bisa melewati berbagai tantangan dengan baik.

Dia mengatakan belum pernah terluka parah akibat serangan musuh, tetapi kalau memar karena pukulan massa sudah dianggap sebagai hal biasa.

“Tapi kalau di luar kita, itu banyak juga yang sampai terluka. Terluka karena serangan. Karena memang kerjaan ini pertaruhan nyawa,” katanya.

Baca Juga: Kisah Debt Collector: Dikepung Massa Sampai Nasabah Memancing Hasrat Seks

Saya tanya kepada Jhonder, apakah ada daerah yang selama ini dikenal sebagai daerah rawan oleh kalangan bodyguard. Bagi bodyguard, setiap daerah akan dianggap sebagai daerah rawan sehingga selalu dalam posisi waspada.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI