Suara.com - Shalat Tarawih merupakan salah satu ibadah sunnah yang utama selama bulan Ramadan yang akan tiba sebentar lagi. Lalu muncul pertanyaan, sebenarnya shalat tarawih berapa rakaat? Apakah 20 rakaat atau 8 rakaat?
Perlu diketahui, shalat tarawih dilakukan di malam hari, yakni sesudah shalat isya hingga menjelang subuh. Setelah shalat tarawih diakhiri dengan shalat witir. HR Bukhari menyebutkan barang siapa beribadah di malam bulan Ramadan karena Iman kepada Allah dan mengharap pahala, maka ia dihapus dosanya yang telah lampau.
Jumlah rakaat shalat tarawih ada beberapa versi. Ada yang meyakini sebanyak delapan rakaat yang dikerjakan dengan dua rakaat salam atau empat rakaat salam. Ada pula yang meyakini shalat tarawih memiliki 20 rakaat yang dikerjakan dengan dua rakaat salam.
Sedangkan shalat witir sebagai penutup memiliki jumlah rakaat ganjil, biasanya dikerjakan tiga rakaat. Lalu sebenarnya shalat tarawih berapa rakaat? Berikut dalilnya.
Baca Juga: Ziarah Kubur: Hukum Menurut Islam, Waktu, Tata Cara dan Doa Ziarah Kubur
1. Shalat Tarawih Delapan Rakaat
Shalat tarawih delapan rakaat didasarkan atas Hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari dari Aisyah. Dari Aisyah, istri Nabi Muhammad Saw, (diriwayatkan bahwa) ia berkata, "Pernah Rasulullah melakukan salat pada waktu antara setelah selesai Isya yang dikenal orang dengan atamah hingga subuh sebanyak sebelas rakaat di mana beliau salam pada tiap-tiap dua rakaat, dan beliau salat witir satu rakaat".
Terdapat pula riwayat lain dari Ab Salamah Ibn Abd ar-Raman, bahwa ia bertanya kepada Aisyah mengenai shalat Rasulullah di bulan Ramadan. Aisyah menjawab, "Nabi tidak pernah melakukan shalat sunah di bulan Ramadhan dan bulan lainnya lebih dari sebelas rakaat. Beliau shalat empat rakaat dan jangan engkau tanya bagaimana indah dan panjangnya. Kemudian beliau salat lagi empat rakaat, dan jangan engkau tanya bagaimana indah dan panjangnya. Kemudian beliau salat tiga rakaat" (H.R Bukhari dan Muslim).
Beberapa tabiin meriwayatkan shalat tarawih dikerjakan dengan 20 rakaat pada masa pemerintahan Umar bin Khattab. Salah satunya, Said bin Yazid yang menyampaikan, Umar mengumpulkan umat Islam di bulan Ramadan dengan Imam Ubay bin Ka’b dan Tamim al-Dari, dengan 21 rakaat [dalam riwayat lain 23 rakaat]. Mereka membaca ayat-ayat ratusan. Baru selesai ketika menjelang Subuh” (Riwayat al-Baihaqi dalam al-Sunan 2/496, Abdurrazzaq dalam alMushannaf 4/260)
Baca Juga: Bacaan Doa Ziarah Kubur Sesuai Sunnah Rasul Latin dan Artinya
Yazid bin Rauman menyebutkan umat Islam di masa Umar beribadah di malam bulan Ramadan dengan 23 rakaat” (al-Muwatha’ Malik, 1/115). Sedangkan Yahya bin Said al-Qathan menyatakan Umar memerintahkan seseorang menjadi imam salat Tarawih dengan umat Islam sebanyak 20 rakaat. (Riwayat Ibnu Abi Syaibah, al-Mushannaf, 2/163).
Imam Tirmidzi sendiri pernah berkata mayoritas ulama mengikuti riwayat Umar, Ali dan sahabat Rasulullah yang lainnya sebanyak 20 rakaat. Ini adalah pendapat Al-Tsauri, Abdullah bin Mubarak dan al-Syafii. Al-Syafii berkata, “Seperti ini yang saya jumpai di Negeri kami Makkah. Umat Islam salat 20 rakaat” (Sunan al-Tirmidzi 3/169).
Keputusan untuk melakukan shalat tarawih berapa rakaat kembali kepada pribadi Anda masing-masing. Baik delapan maupun dua puluh rakaat, sama-sama ada riwayatnya.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni