Suara.com - Badan Intelijen Negara menyatakan pelaku serangan bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar sejak lama dalam pengejaran aparat. Tanda-tanda adanya kegiatan terorisme di Makassar sudah terdeteksi sejak 2015.
"Pelaku Kasus bom bunuh diri di Gereja Katedral hari ini sebelumnya memang dalam pengejaran aparat keamanan. Masih ada beberapa yang belum tertangkap dan terus dalam pengejaran," kata Deputi VII Bidang Komunikasi dan Informasi BIN Wawan Purwanto, Minggu (28/3/2021).
Tanda-tanda adanya kegiatan terorisme di Makassar sudah tercium sejak 2015. Ketika itu, sejumlah orang dibaiat menjadi anggota ISIS di Sudiang, Sulawesi Selatan.
Kemudian pada Januari 2021, sebanyak 20 terduga anggota jaringan Jamaah Ansharud Daullah ditangkap aparat.
Baca Juga: Polisi Masih Usut Bom Bunuh Diri, Masyarakat Tidak Usah Buru-buru
"Terduga teroris yang tertembak waktu itu diduga akan melakukan aksi bom bunuh diri," kata Wawan.
Mereka telah melakukan persiapan fisik sejak lama.
"Mereka terlibat pendanaan pelaku bom bunuh diri di Filipina, fasilitator pelarian Andi Baso terduga pelaku pengeboman gereja Oikomene Samarinda 2017," kata Wawan.
BIN, kata Wawan, menyampaikan duka cita atas jatuhnya korban (20 orang) mendalam serangan bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar.
BIN meminta masyarakat tetap tenang dan menyerahkan penanganan kasus ini kepada aparat berwenang.
Baca Juga: Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral, MUI Lampung: Hal Itu Tidak Dibenarkan
"Penangkapan sejumlah pelaku teroris di Makassar yang sebagian merupakan anggota dan simpatisan dari eks ormas tertentu terus didalami," kata dia.