Bertemu Menlu Singapura, Retno Bahas Leaders Retreat Hingga Soal Myanmar

Jum'at, 26 Maret 2021 | 01:00 WIB
Bertemu Menlu Singapura, Retno Bahas Leaders Retreat Hingga Soal Myanmar
Menlu Retno Marsudi. [Suara.com/Stephanus Aranditio]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan, Kamis (25/3/2021).

Pertemuan itu menyepakati dua hal. Pertama terkait persiapan Leaders' Retreat 2021 yang akan digelar langsung.

"Kami setuju untuk mengajukan kepada pemimpin kami untuk mengadakan Leaders' Retret Pemimpin secara langsung di tahun kedua pada tahun 2021," kata Retno dalam jumpa pers, Kamis (25/3/2021).

Pertemuan Leaders' Retreat 2021, kata Retno, menandai kepentingan strategis hubungan bilateral Indonesia-Singapura serta menyediakan platform bagi kedua negara untuk memetakan bidang kerja sama utama di masa mendatang.

Baca Juga: Menlu Retno: Pengiriman Batch Pertama Vaksin Astrazeneca hingga Mei

"Tahun ini, tema utama kerja sama kami adalah cara untuk bangkit bersama dari pandemi," ucap dia.

Retno menuturkan terdapat tiga isu yang disoroti pada Leaders Retreat 2021. Pertama tentang kerjasama investasi.

"Awal bulan ini saya dan Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Minister Chan Chun Sing dan saya membahas saling tukar instrumen Ratifikasi Perjanjian Investasi Bilateral atau BIT yang menandai berlakunya BIT Indonesia-Singapura," ucap Retno.

"Singapura merupakan investor utama Indonesia. Arus masuk FDI dari Singapura terus meningkat meski di tengah pandemi," sambungnya.

Karena itu ia berharap Leaders' Retreat dapat mendorong peningkatan investasi

Baca Juga: 1,1 Juta Vaksin AstraZeneca Bantuan dari GAVI dan WHO Tiba di Indonesia

"Kami berharap bahwa Leaders'Retret juga akan semakin mendorong lebih lanjut untuk investasi," kata dia.

Kedua, dirinya dan Menlu Vivian mendiskusikan persiapan dengan penuh kehati-hatian untuk menghidupkan kembali sektor perjalanan dan pariwisata.

Dalam kesempatan tersebut, Retno menjelaskan soal penurunan jumlah kasus Covid-19 di Indonesia dan kemajuan program vaksinasi di Indonesia yang sudah berjalan. Kepada Vivian, Retno menyampaikan bahwa sejauh ini Indonesia telah memvaksinasi lebih dari 9 juta orang.

"Menteri Kesehatan Indonesia pada pekan lalu mengatakan bahwa kita telah mencapai 500.000 vaksinasi per hari. Namun tren positif ini jangan sampai membuat kita lengah. Kita malah harus bekerja lebih keras to recover together to recover strong," tutur Retno.

Tak hanya itu, Retno menjelaskan, Menlu Vivian sempat melakukan pertemuan dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno sebelum bertemu dirinya.

"Menlu Vivian baru sja bertemu dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam kunjungan beliau ke Jakarta," kata dia.

Kemudian isu ketiga yang akan dibahas dalam Leaders' Retreat kata Retno yakni tentang kerja sama ekonomi digital.

Ia mengaku senang bahwa Nongsa Digital Park di Batam telah memperoleh kawasan Ekonomi Khusus pada 2 Maret 2021.

Retno menuturkan, sebagai ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara, Indonesia memiliki ekosistem digital yang menjanjikan.

Di sisi lain, Singapura memiliki pengalaman dan jaringan untuk mengembangkannya sektor ini.

"Kita harus menjembatani potensi tersebut. Jadi jembatan digital kita diwakili oleh Batam sebagai pusat data dan pengembangan industri digital di Indonesia," tuturnya

Ia menyebut dengan penunjukan Nongsa Digital Park sebagai kawasan ekonomi khusus, Batam akan menjadi titik masuk bagi perusahaan IT internasional dalam berinvestasi di Indonesia.

'Karena kerja sama digital, akan menjadi salah satu area prioritas utama yang akan dibahas dalam Leaders Retret," ucap Retno.

Dalam pertemuan dengan Menlu Vivian, keduanya juga membahas sejumlah isu regional / internasional. Diantaranya terkait kekerasan yang terjadi di Myanmar.

Indonesia dan Singapura kata Retno juga menyampaikan keprihatinannya atas kekerasan yang dilakukan angkatan bersenjata Myanmar terhadap pengunjuk rasa anti kudeta militer.

"Kami juga menyatakan seruan menyerukan kepada Militer Myanmar untuk menghentikan penggunaan kekeraaan dan mencegah jatuhnya lebih banyak korban, " kata dia.

Kata Retno Indonesia dan Singapura juga mendesak agar dilakukan dialog untuk memulihkan demokrasi, perdamaian dan stabilitas di Myanmar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI