BMKG Peringatkan Potensi Karhutla di Puncak Musim Kemarau 2021

Erick Tanjung Suara.Com
Kamis, 25 Maret 2021 | 20:58 WIB
BMKG Peringatkan Potensi Karhutla di Puncak Musim Kemarau 2021
Deputi Bidang Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Herizal di Jakarta, Kamis (25/3/2021). ANTARA/Devi Nindy
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk mewaspadai kebakaran hutan dan lahan atau karhutla di puncak musim kemarau 2021.

Prakiraan awal musim kemarau dimulai pada April 2021 dan akan mencapai puncaknya pada Agustus 2021.

"Puncaknya musim kemarau, perluasan wilayah yang terancam karhutla akan meningkat," ujar Deputi Bidang Klimatologi BMKG Herizal di Jakarta, Kamis (25/3/2021).

Herizal memaparkan pihaknya mendeteksi adanya potensi karhutla kategori menengah pada bulan Mei 2021 di Riau bagian utara. Hingga bulan Juni 2021, potensi tersebut berkembang hingga Jambi dan Sumatera Selatan bagian utara.

Baca Juga: BMKG: Kemarau Diperkirakan Mulai April Besok

Pergerakan di bulan Juli 2020, ancaman karhutla meningkat di Sumatera, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Nusa Tenggara Barat.

"Pada puncak musim kemarau, ada tambahan zona rawan karhutla di Papua bagian selatan yang harus diwaspadai," ujar dia.

Menurut dia, perkiraan musim kemarau pada tahun ini tidak sekering musim kemarau tahun 2015 , namun ia menekankan ancaman karhutla tentu selalu ada.

Oleh karenanya, BMKG mengimbau pemerintah daerah untuk mewaspadai daerah rentan karhutla di Pulau Sumatera dan Kalimantan.

Selain itu, penting untuk memantau tinggi muka air lahan gambut. Jika tinggi muka air gambut berkurang jauh, Herizal menyarankan adanya upaya intervensi dengan teknologi, baik lewat pompa air agar air disalurkan maupun dengan hujan buatan.

Baca Juga: BMKG: Waspadai Potensi Puting Beliung Hingga Hujan Es April-Mei

"Karena dengan lahan gambut yang basah, maka potensi karhutla di daerah tersebut akan berkurang. Kalau dibiarkan kering akan jadi bahan bakar kebakaran lahan," tutur dia. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI