Video Skandal Seks Staf Parlemen Bocor Lagi, PM Australia Dalam Tekanan

Selasa, 23 Maret 2021 | 14:54 WIB
Video Skandal Seks Staf Parlemen Bocor Lagi, PM Australia Dalam Tekanan
Perdana Menteri Australia Scott Morrison. [DW]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintahan Perdana Menteri Scott Morrison menghadapi terpaan skandal seks lain pada hari Selasa (23/3) ketika video para stafnya yang melakukan adegan tidak senonoh bocor.

Menyadur Channel News Asia, Selasa (23/3/2021) sebuah video kembali bocor yang menampilkan staf dari pemerintah Australia melakukan adegan seks di parlemen.

Video yang bocor tersebut termasuk seorang pria yang melakukan masturbasi di atas meja seorang anggota parlemen wanita.

Perdana menteri Scott Morrison menyebut perilaku itu "memalukan" dan "benar-benar memalukan". Sebelumnya ia sudah mendapat tekanan ketika seorang stafnya mengaku diperkosa di gedung parlemen oleh rekannya sendiri.

Baca Juga: Menperin Dorong Toyota Realisasikan Ekspor Mobil ke Australia

Video dan foto, yang diduga telah dibagikan dalam obrolan grup anggota staf pemerintah koalisi sebelum dibocorkan oleh pelapor, pertama kali diungkapkan oleh surat kabar Australian dan Channel 10 pada Senin malam.

Foto dan video tersebut langsung memicu kemarahan dari anggota parlemen wanita dan publik Australia, menyusul tuduhan pemerkosaan yang memicu protes massa nasional.

Pelapor, yang diidentifikasi hanya sebagai Tom, mengatakan kepada media bahwa staf pemerintah dan anggota parlemen sering menggunakan ruang beribadah Gedung Parlemen untuk berhubungan seks.

Pelapor juga menuduh bahwa gedung parlemen sudah dimasuki para pekerja seks "untuk kesenangan anggota parlemen koalisi".

Dia juga mengatakan sekelompok staf secara rutin bertukar foto eksplisit diri mereka sendiri dan dia menerima begitu banyak foto sehingga "merasa kebal".

Baca Juga: Alasan Pengusaha Restoran Lebih Pilih Sapi Australia Dibanding Sapi Lokal

Dia mengatakan ada "budaya laki-laki yang berpikir bahwa mereka dapat melakukan apa pun yang mereka inginkan" dan sementara tidak berpikir telah melanggar undang-undang.

Seorang ajudan di parlemen langsung dipecat, dan pemerintah menjanjikan tindakan lebih lanjut atas laporan tersebut.

Menteri Wanita Marise Payne mengatakan kepada media lokal bahwa pengungkapan terbaru tersebut "sangat mengecewakan". Ia juga mengatakan perlunya penyelidikan lebih lanjut mengenai budaya tempat kerja parlemen.

Menteri Kabinet Karen Andrews mengatakan dia memiliki seksisme yang "sangat berhati-hati" dalam politik dan "hati nuraninya tidak akan mengizinkan saya untuk tetap diam" lebih lama lagi.

Dia mengatakan kepada wartawan di Canberra bahwa Partai Liberal yang berkuasa harus mempertimbangkan kuota gender untuk perwakilan politiknya.

Parlemen Australia telah berulang kali dikritik karena budaya tempat kerja yang "beracun" yang diduga telah memicu penindasan, pelecehan, dan pelecehan seksual terhadap wanita secara terus-menerus.

Brittany Higgins, seorang antan staf pemerintah, menuduh secara terbuka pada bulan lalu bahwa dia diperkosa oleh rekan kerjanya di kantor parlemen menteri pada 2019.

Dan awal bulan ini, Jaksa Agung Christian Porter dengan keras membantah tuduhan yang mengatakan bahwa dia telah memerkosa seorang gadis berusia 16 tahun pada tahun 1988 ketika mereka berdua masih berstatus pelajar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI