Bahas Pilpres 2024, Pengamat Politik Ini Pamer Baju Dukungan Jokowi-Prabowo

Senin, 22 Maret 2021 | 14:52 WIB
Bahas Pilpres 2024, Pengamat Politik Ini Pamer Baju Dukungan Jokowi-Prabowo
Bahas Pilpres 2024, Qodari pamer baju dukungan Jokowi-Prabowo (YouTube/TVOneNews).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari mendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk kembali menjadi kepala negara. Kali ini, dia memasangkan dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

Dalam berbagai kesempatan, Qodari tampak bangga dengan rancangan paslon yang dipilih olehnya. Dia bahkan pamer mengenakan kaos bertuliskan 'Jokowi-Prabowo 2024'.

Qodari juga mengenakan kaus sebagai bentuk dukungan tersebut saat menjadi narasumber Program Kabar Petang bertajuk "Gonjang-Ganjing Pilpres 2024", Minggu (21/3/2021).

Pengamat politik itu tampak percaya diri saat memamerkan dukungan untuk dua sosok yang pernah berebut kursi presiden pada Pilpres 2019 lalu.

Kaus yang dipakai Qodari bewarna putih dengan merah di bagian lengan. Tampak bagian depan gambar Jokowi di sisi kanan berdampingan dengan Prabowo.

Bahas Pilpres 2024, Qodari pamer baju dukungan Jokowi-Prabowo (YouTube/TVOneNews).
Bahas Pilpres 2024, Qodari pamer baju dukungan Jokowi-Prabowo (YouTube/TVOneNews).

Selain itu, terdapat pula tulisan di bawah gambar Jokowi-Prabowo yang berbunyi "JOKOWI-PRABOWO 2024".

"Jokowi, Prabowo, NKRI," tukasnya sembari berdiri dan mengepalkan tangan satu persatu seperti dikutip Suara.com.

Aksi Qodari tersebut memunculkan pertanyaan dari presenter yang mengungkit alasan kenapa yakin mendukung Jokowi-Prabowo padahal sudah bermunculan beberapa nama kuat lainnya.

Qodari menyinggung kasus di Amerika yang mungkin bisa terjadi di Indonesia terkait Pilpres. Dia mengungkit panasnya kontestasi politik Joe Biden dan Donald Trump.

Baca Juga: Tinjau Vaksinasi di Sidoarjo, Jokowi Ingin Lihat Antusiasme Warga Jatim

"Saya melihat persoalan terbesar bangsa kita dan kedepan adalah polarisasi dan politik identitas. Biasanya paling nyata pada momen Pemilu. Terus terang saya ngeri melihat Pilpres Amerika di mana kok bisa yang sudah 250 tahun berdiri kemudian Pilpres sepetri itu. Pendukung Donald Trump berusaha membatalkan kemenangan Joe Biden," ungkapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI