Suara.com - Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari mendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk kembali menjadi kepala negara. Kali ini, dia memasangkan dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Dalam berbagai kesempatan, Qodari tampak bangga dengan rancangan paslon yang dipilih olehnya. Dia bahkan pamer mengenakan kaos bertuliskan 'Jokowi-Prabowo 2024'.
Qodari juga mengenakan kaus sebagai bentuk dukungan tersebut saat menjadi narasumber Program Kabar Petang bertajuk "Gonjang-Ganjing Pilpres 2024", Minggu (21/3/2021).
Pengamat politik itu tampak percaya diri saat memamerkan dukungan untuk dua sosok yang pernah berebut kursi presiden pada Pilpres 2019 lalu.
Baca Juga: Tinjau Vaksinasi di Sidoarjo, Jokowi Ingin Lihat Antusiasme Warga Jatim
Kaus yang dipakai Qodari bewarna putih dengan merah di bagian lengan. Tampak bagian depan gambar Jokowi di sisi kanan berdampingan dengan Prabowo.
Selain itu, terdapat pula tulisan di bawah gambar Jokowi-Prabowo yang berbunyi "JOKOWI-PRABOWO 2024".
"Jokowi, Prabowo, NKRI," tukasnya sembari berdiri dan mengepalkan tangan satu persatu seperti dikutip Suara.com.
Aksi Qodari tersebut memunculkan pertanyaan dari presenter yang mengungkit alasan kenapa yakin mendukung Jokowi-Prabowo padahal sudah bermunculan beberapa nama kuat lainnya.
Qodari menyinggung kasus di Amerika yang mungkin bisa terjadi di Indonesia terkait Pilpres. Dia mengungkit panasnya kontestasi politik Joe Biden dan Donald Trump.
Baca Juga: Tak Haram, Jokowi Sebut Para Kiai di Jatim Siap Diberi Vaksin Astrazeneca
"Saya melihat persoalan terbesar bangsa kita dan kedepan adalah polarisasi dan politik identitas. Biasanya paling nyata pada momen Pemilu. Terus terang saya ngeri melihat Pilpres Amerika di mana kok bisa yang sudah 250 tahun berdiri kemudian Pilpres sepetri itu. Pendukung Donald Trump berusaha membatalkan kemenangan Joe Biden," ungkapnya.
"Bukan mustahil akan terjadi di Indonesia. Negara kita baru 76 tahum, tingkat pendidikan rendah, dan kita punya pengalaman seperti Pemilu 2014, 2029, dan Pilkada DKI Jakarta 2017, sambungnya.
Pemaparan Qodari disambar oleh presenter yang menyinggung konstitusi. Katanya, majunya kembali Jokowi sama dengan melanggar konstitusi mengingat sosok yang kini menjabat sebagai kepala negara itu pun mengaku sudah enggan.
Meski begitu, Qodari menegaskan bahwa konstitusi bisa berubah dan mungkin direvisi apabila tidak lagi relevan dengan kondisi sekarang.
"Melawan konstitusi dalam pengertian kalau konstitusi dianggap sebagai barang mati. Tapi konstitusi bukan kitab suci, membuka ruang bagi perubahan yang diatur dalam UUD 1945. Amandemen dimungkinkan dengan syarat tertentu," kata dia.
"Mengapa tidak Jokowi-Prabowo maju 2024, tokoh yang menjadi imajinasi politik kita. Kalau bergabung, Cebong dan Kampret sudah tidak dapat terlihat," tandasnya.
Sebelumnya, Qodari mengatakan dirinya menjadi salah seorang yang mendukung penambahan masa jabatan presiden menjadi tiga periode.
"Dengan ini saya katakan saya proklamirkan saya adalah eksponen tiga periode begitu. Ya walaupun sudah ditolak ya enggak apa-apa, namanya juga ide dan gagasan," kata Qodari dalam video yang diterima Suara.com dan dikonfirmasi kepada Qodari, Kamis (18/3/2021).