Suara.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) akhirnya memutuskan, pada 5 April 2021, uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) tahap pertama berlaku di 140 sekolah tingkat SMP, SMA SMK dan MA.
“Tatap muka akan dilakukan di 35 SMP, 35 SMA, 35 SMK dan 35 MA, di masing-masing wilayah di Jawa Tengah. Untuk SD, TK dan PAUD belum dilakukan, karena ada masukan dari para ahli, termasuk Ikatan Dokter Indonesia (IDI) untuk menunda dulu," kata Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, saat ditemui di rumah dinasnya, Jateng, Senin (22/3/2021).
Setelah uji coba pertama dilaksanakan, maka akan dilakukan evaluasi pada 19-23 April 2021. Uji coba tahap kedua akan digelar pada 26 April - 7 Mei 2021,dengan penambahan jumlah sekolah atau penambahan siswa.
"Sementara tanggal 12 Juli sampai September, akan dilakukan uji coba tahap ketiga, yang diharapkan sudah ada adaptasi baru. Bisa saja nanti sekolahnya ditambah atau jumlah siswanya yang ditambah dalam pelaksanaan itu," jelasnya.
Baca Juga: Ganjar Pranowo Siapkan Rencana Cadangan Vaksinasi Saat Ramadhan
Terkait pelaksanaannya, Ganjar menyebut akan diterapkan ketentuan ketat dan mempertimbangkan kondisi wilayah secara epidemologis. Dinas Kesehatan dan Satgas akan terus melakukan pemantauan dan pendampingan pelaksanaan program ini.
Selain itu, pihak sekolah dan orang tua siswa diminta kooperatif dengan wajib melakukan protokol kesehatan dari siswa berangkat, di dalam sekolah, hingga pulang ke rumah.
"Semua guru yang melaksanakan PTM, saya minta divaksin, agar mereka aman. Saya sudah minta Disdikbud dan Dinkes menginventarisasi sekolah yang akan melaksanakan tatap muka dan melakukan vaksinasi secepatnya," kata Ganjar.
"Semua sekolah yang menggelar PTM juga harus menyiapkan sarana prasarana protokol kesehatan. SOP (Standard Operating Procedure) harus ketat, dan kami akan minta laporan harian dari pelaksanaan itu," lanjutnya.
Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng, Hari Wuljanto menambahkan, setiap sekolah yang akan menggelar PTM wajib mematuhi pedoman pembinaan pengawasan satuan pendidikan yang dikeluarkan Kemenkes. Nantinya, pihaknya akan menggandeng instansi terkait dalam hal pengawasan.
Baca Juga: Wamendag Gandeng Ganjar Pranowo Pacu Kinerja Sistem Resi Gudang
"Kami sudah menggelar rapat koordinasi dengan lintas sektoral, termasuk kabupaten/kota dan Kemenag terkait hal ini. Mereka sudah mengusulkan nama-nama sekolah yang akan melakukan PTM," kata Hari.
Tidak menutup kemungkinan, ada kabupaten/kota yang mengusulkan lebih dari satu jenjang pendidikan PTM. Hal itu, nantinya diserahkan kepada bupati/wali kota dengan pengawasan ketat dan pendampingan dari Pemprov.
"Kalau ada satu siswa saja yang positif, maka PTM harus ditutup. Sekolah yang terdapat kasus positif, harus memperbaiki prokesnya, memenuhi sarana prasarananya dan jika setelah evaluasi dimungkinkan untuk dibuka kembali, maka akan dibuka. Jadi fleksibel," ucapnya.
Dalam pelaksanaan PTM nanti, Hari mengatakan bahwa pelaksanaan PTM hanya diikuti 70-110 siswa per sekolah. Jam pembelajaran tidak lebih dari 4 jam sehari, dengan satu mata pelajaran maksimal 30 menit tanpa istirahat.