Suara.com - Kementeria Sosial melalui Balai Phala Martha mendampingi Tim Balai Prof Dr Soeharso Surakarta merespon cepat kasus Mukhlis Abdul Holik, anak asal Sukabumi, Jawa Barat, yang terlahir dengan tulang paha kiri tidak terbentuk sempurna.
Hal ini sebagai implementasi dari permintaan Menteri Sosial RI Tri Rismaharini yang memerintahkan seluruh jajarannya untuk merespon cepat kasus melalui 41 Unit Pelaksana Tugas (UPT) baik balai maupun loka di seluruh Indonesia.
Hasil asesmen fisik tim dan rontgen rumah sakit, Balai Soeharso, terhadap Adul, sapaan akrab anak laki-laki berusia 11 tahun asal Desa Sekarwangi, Kecamatan Cibadak ini menunjukkan ada kelainan yang diderita sejak anak lahir.
Disebutkan, Adul memiliki tulang paha kiri tidak terbentuk dengan sempurna. Kedua, otot betis kiri memendek yang mengakibatkan menapak dengan ujung kaki atau jinjit.
Baca Juga: Balai Phala Martha Evakuasi Perempuan Tasikmalaya yang Dipasung 7 Tahun
Ketiga, paha kanan Adul terbentuk tapi pendek, dengan telapak kaki mengarah ke dalam yang mengakibatkan hanya menapak dengan sisi samping.
Adul berjalan dengan posisi kaki seperti di atas, mengakibatkan nyeri walaupun sudah dibantu dengan alat mobilitas, kruk ketiak tetap tidak nyaman. Adul pun lebih nyaman dengan bantuan telapak tangannya.
Tim Balai Phala Martha dan Tim Balai Soeharso mengasesmen fisik ke rumah Adul, termasuk pemeriksaan discrepancy tungkai dan pemeriksaan penunjang berupa rontgen kedua pangkal paha, untuk melihat struktur persendian panggul, keadaan tulang paha, tulang betis dan tulang kaki.
Mengonsultasikan hasil rontgen dengan spesialis orthopedi dan konsultan pediatri untuk rekonstruksi pergelangan kaki kanan dan kiri. Untuk target jangka pendek memperbaiki struktur anatomi telapak kaki kanan dan kiri agar posisi menapak penuh.
Target jangka panjang, yaitu melatih jalan mandiri menggunakan alat bantu, memotivasi orang tua penerima manfaat (PM) untuk proses penanganan yang membutuhkan waktu kurang lebih satu tahun.
Baca Juga: Mensos Minta Jajarannya Kembangkan Kualitas Unit Pelayanan Teknis
Berdasarkan data Kemensos, keluarga Adul menerima Program Keluarga Harapan (PKH) sejak 2007 hingga sekarang Rp 550 ribu per tiga bulan.
Selain itu, Adul melalui sekolah mendapatkan program Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Jamkesmas melalui Kartu Indonesia Sehat (KIS).