Suara.com - Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, mendorong BLK untuk terus berkolaborasi dengan dunia usaha agar pelatihan yang diselenggaraan mampu mengikuti perubahan pola industri yang muncul karena revolusi industri 4.0 dan pandemi Covid-19.
"Kita dalam kondisi seperti ini tidak ada pilihan selain kolaborasi dengan dunia usaha, seberat apapun tantangan ketenagakerjaan bisa dilalui dengan kolaborasi," kata Ida, saat menyampaikan sambutan pada acara Penutupan Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) Tahap I BLK Bantaeng, hari Sabtu (20/3/2021).
Selain revolusi industri 4.0 dan dampak pandemi Covid-19, sambung Ida, kolaborasi dengan dunia industri juga diperlukan untuk menjawab tantangan klasik ketenagakerjaan. Di antaranya adalah angkatan kerja yang mayoritas berpendidikan menengah ke bawah dan mismatch antara supply dan demand pasar kerja.
Ida berharap, kolaborasi dengan stakeholders mampu memperkuat BLK. Tidak hanya dari sisi pelatihan dan sertifikasi, namun juga dari sisi penempatan.
Baca Juga: Kemnaker Gelar Bazar Guna Bangkitkan Usaha Mikro, Ini Tanggal dan Lokasinya
"Saya berharap BLK Bantaeng ini bisa menjadi tenpat bertemunya semua stakeholder ketenagakerjaan maupun pertemuan dengan para pelaku usaha di pasar kerja," kata Ida.
Selain kolaborasi, upaya lain yang dilakukan Kemnaker adalah menerapkan program transformasi BLK. Arah kebijakannya, mengubah BLK sebagai Balai Pelatihan Vokasi menjadi pusat pengembangan kompetensi dan produktivitas tenaga kerja yang berdaya saing di tingkat nasional dan internasional.
"Agenda 6R yang perlu menjadi perhatian utama kita yaitu Reformasi kelembagaan, Redesain substansi pelatihan, Revolusi SDM, Revitalisasi fasilitas dan sarana prasarana, rebranding BLK, dan relationship," ujarnya.