Kronologi Sengketa di Pancoran, KontraS: Warga Dilempari Batu dan Molotov

Kamis, 18 Maret 2021 | 22:14 WIB
Kronologi Sengketa di Pancoran, KontraS: Warga Dilempari Batu dan Molotov
Lokasi permukiman warga yang digusur di Jalan Pancoran Buntu II, Jakarta Selatan. (Suara.com/Arga)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan atau KontraS, merilis kronologi peristiwa bentrokan  antara warga dengan organisasi masyarakat saat proses penggusuran lahan di Jalan Pancoran Buntu II, Jakarta Selatan, Rabu (17/3/2021). 

Mengutip akun Twitter  @KontraS,  disebutkan ormas yang berjaga di lokasi sengketa melakukan provokasi dengan melemparkan batu dan bom molotov ke arah warga yang bertahan. 

“Salah satu momen puncak eskalasi kekerasan terjadi semalam. Warga Pancoran yang masih bertahan di tanah yang telah mereka tempati sejak lama mendapatkan serangan lemparan batu, bom molotov hingga gas air mata. Kepolisian hanya melindungi aset Pertamina, bukan keselamatan warga,” tulis Kontras yang dikutip Suara.com, Kamis (18/3/2021). 

Bahkan, merujuk pada data yang  dihimpun 20 warga mengalami luka-luka. 

Baca Juga: Pertamina Bantah Libatkan Ormas dalam Kasus Sengketa Tanah di Pancoran

“Berdasarkan data yang kami dapat, sebab bentrok semalam ada setidaknya 20 warga  yang mengalami berbagai luka dan gangguan kesehatan,” tulis KontraS. 

Adapun kronologi yang dihimpun Kontras sebagai berikut:

Pukul 15.00 WIB, Ormas mulai memblokade akses masuk utama dan pintu belakang Pancoran Gang Buntu II. 

Pukul 16.00 WIB, Warga menuntut untuk PAUD dikembalikan kepada pihak warga, sehingga anak-anak dapat kembali bersekolah dan menuntut agar preman yang menjaga akses masuk Pancoran Gang Buntu II untuk segera pergi karena preman terus mengintimidasi warga dan solidaritas. 

Pukul 17.00 WIB,  Warga dan solidaritas melakukan negosiasi dengan pihak PT Pertamina (Persero), Poles Jakarta Selatan dan Polsek Pancoran. Pihak PT Pertamina meminta warga mengirimkan perwakilan untuk melakukan "mediasi".

Baca Juga: Bentrok Ormas dan Warga di Pancoran karena Sengketa Lahan, Ini Kata Polisi

Warga dan solidaritas menolak hal tersebut karena yang sudah-sudah mediasi hanya berujung intimidasi dan ancaman untuk menandatangani surat penerimaan keroniman. 

Pada jam yang sama, pihak PT Pertamina setuju untuk mengeluarkan beko dari lahan Pancoran Gang Buntu Il, namun aparat tetap berjaga di dalam PAUD. 

Warga menuntut aparat dan Aditya Karma (Pihak PT Pertamina) untuk meninggalkan PAUD agar anak-anak dapat kembali bermain dan belajar. Negosiasi berlangsung alot dan terjadi adu mulut. 

Pukul 18.00 WIB, akhirnya PAUD berhasil diduduki oleh warga dan solidaritas. Namun aparat tidak pergi dari lahan Pancoran Gang Buntu II dan pindah ke depan portal akses masuk utama.

Lalu pada pukul 18.30, Ormas mulai berkumpul di depan portal. Warga dan solidaritas bertahan di PAUD dengan anak-anak.

Beberapa saat kemudian anak-anak yang berada di PAUD diamankan ke aula karena kondisi di depan portal akses masuk utama yang semakin tidak kondusif.

Warga dan solidaritas kembali melakukan aktivitas, berjaga di sekitar PAUD dan memblokade akses masuk pintu utama dan pintu belakang. 

Pukul 22.00 WIB, ormas berusaha memprovokasi warga dan solidaritas yang berjaga di tiap akses masuk. Tiba-tiba mulai ada lemparan batu dari pihak ormas dan terjadi bentrok yang menjatuhkan banyak korban dari pihak warga dan solidaritas. Warga dan solidaritas diserang dari 2 arah akses masuk Pancoran Gang Buntu II. 

Setelahnya, pukul 23.11 WIB posko medis yang menangani banyak korban dengan peralatan medis yang minim, tiba-tiba ditembaki gas air mata dari 2 arah, sehingga posko medis terkepung dan harus menutup akses masuknya. Yang mengakibatkan sulitnya mobilitas korban dan tim medis yang menangani korban di dalam posko.

Usai serangan gas air mata mulai mereda, posko medis kembali dibuka, namun akibat serangan gas air mata, kondisi di dalam posko medis menjadi tidak karuan.

Akhirnya korban banyak ditangani di luar posko dengan keadaan alat medis yang sudah habis. KontraS berusaha menghubungi ambulance dari RS terdekat, namun tidak ada yang mau menangani. 

Hingga pukul 00.00 WIB akses bantuan yang ingin masuk ke pokso medis, sulit dijangkau karena seluruh pintu masuk ke Pancoran Gang Buntu II di jaga ketat oleh aparat. 

“Hingga kini kami masih mendata warga dan solidaritas karena kami mendapatkan informasi beberapaa warga dan kawan solidaritas sudah berada di Polda Metro Jaya,” tulis KontraS. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI