Suara.com - Bentrokan imbas dari sengketa lahan di Jalan Pancoran Buntu II, Jakarta Selatan pada Rabu (17/3/2021) malam disinyalir melibatkan oknum organisasi massa (ormas) bayaran. Tak hanya lemparan batu, warga di sana juga menjadi sasaran lemparan bom molotov.
Wakil Paguyuban Warga Pancoran Buntu (Gapartu), Lilik Sulistyo mengatakan, puluhan orang tak dikenal itu mulai pukul 21.00 WIB datang ke akses masuk pemukiman tersebut. Meski puluhan orang itu tidak berseragam, Lilik menduga jika mereka berasal dari salah satu ormas.
"Begitu pukul 21.00 WIB, tahu-tahu di depan sudah berdatangan dari pihak yang menyerang. Jadi disinyalir itu orang-orang bayaran. Entah itu ormas atau apalah. Sebab mereka tidak berseragam. Tapi menurut info yang kami terima ya dari ormas," ungkap Lilik saat dijumpai di lokasi, Kamis (18/3/2021).
Warga yang berada di lokasi juga melakukan penjagaan mengingat jumlah massa dari kubu yang menyerang jumlahnya bertambah banyak. Memasuki pukul 22.00 WIB, lanjut Lilik, bentrokan pun terjadi.
Baca Juga: Bentrokan di Jalan Pancoran Buntu II, Warga Sebut Ada Pelibatan Ormas
"Kami kan warga bingung karena tidak seperti biasanya banyak orang kumpul, kaya bukan orang sini lah. Makin lama makin banyak. Kami kan antisipasi, akhirnya benar. Sekitar jam 22.00 WIB pecah," ungkap dia.
Lilik mengatakan, bentrokan terjadi di depan pintu masuk Jalan Pancoran Buntu II. Dari luar, massa dengan jumlah banyak itu mulai melempari warga dengan batu hingga bom molotov.
"Pecahnya itu di perbatasan pintu masuk. Jadi tidak sampai dalem. Mereka dari luar. Lemparan batu dan molotov, jadi pertama kali molotov dilempar ke arah kami. Kami tidak siap," jelas Lilik.
Bermula dari Sekolah PAUD
Sebelum aksi penyerangan terjadi, sempat terjadi proses mediasi antara warga dengan pihak PT Pertamina selaku pemilik lahan. Salah satu tuntutan warga kepada pihak PT. Pertamina adalah agar bangunan PAUD untuk tidak dirobohkan.
Baca Juga: Pertahankan Sekolah PAUD, Warga Pancoran Diserbu Ormas, 22 Orang Luka-luka
Lilik menyebut, sore itu alat berat sudah berada di lokasi PAUD yang berada di dalam pemukiman warga. Atas hal itu, kepolisian dari jajaran Polsek Pancoran hingga Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Azis Andriansyah datang ke lokasi untuk melakukan mediasi.
"Nah pak Kapolres bilang, 'Tuntutan warga apa sih? Oke kami (kepolisian) sepakati tarik mundur semua yang di PAUD dan alat berat dikeluarkan'. Begitu," ungkap Lilik menirukan ucapan Kombes Azis.
Lilik menyampaikan, kepolisan juga telah berjanji akan menarik seluruh personel yang sudah ada di lokasi sejak sore hari. Menjelang magrib, warga mulai membubarkan diri karena sudah merasa tenang.
"Pak Azis juga berjanji katanya akan tarik semua personel yang ada di sini termasuk juga Brimob yang tidak pake seragam ditarik, kami tenang," beber Lilik.
Terpisah, Perwakilan Solidaritas Forum Pancoran Bersatu Leon Alvinda Putra melaporkan, sebanyak 22 warga menjadi korban luka akibat penyerangan yang melibatkan salah satu organisasi massa tersebut. Bahkan, ada seorang warga yang mengalami luka berat dan hingga kini masih dirawat di Rumah Sakit Tebet.
Merujuk pada keterangan Leon, insiden ini bermula sejak pukul 15.00 WIB sore. Saat itu, sekelompok orang yang tergabung dalam sebuah ormas mendatangi permukiman serta memblokade akses masuk serta pintu belakang Gang Buntu II.
Satu jam berselang, warga meminta pada pihak ormas untuk mengembalikan bagunan PAUD yang sebelummya dikuasai secara paksa oleh ormas tersebut. Warga juga meminta agar mereka pergi karena intimidasi terus dilakukan terhadap warga dan kolektif solidaritas.
"Pukul 17.00 WIB, warga dan solidaritas melakukan negosiasi dengan pihak PT Pertamina (Persero), Polres Jakarta Selatan dan Polsek Pancoran," beber Leon.
Leon melanjutkan, warga selanjutnya menuntut pihak aparat serta PT. Pertamina untuk meninggalkan PAUD agar anak-anak dapat kembali bermain dan belajar. Namun, proses negosiasi berlangsung alot dan terjadi adu mulut.
"Akhirnya PAUD berhasil diduduki oleh warga dan solidaritas. Namun aparat tidak pergi dari lahan Pancoran Gang Buntu Il dan pindah ke depan portal akses masuk utama," lanjutnya.
Diserbu Ormas
Pihak ormas kemudian berkumpul di depan portal. Merespons hal itu, warga dan kolektif solidaritas bertahan di PAUD dengan anak-anak. Karena kondisi di depan portal semakin tidak komdusif, warga mengamankan anak-anak yang berada di PAUD diamankan ke aula karena kondisi.
Memasuki pukul 22.00 WIB, kelompok ormas tersebut kembali memprovokasi warga dan solidaritas yang berjaga di tiap akses masuk. Selanjutnya, terjadi lemparan batu dari pihak Ormas dan terjadi bentrok yang menjatuhkan banyak korban dari pihak warga dan solidaritas.
"Warga dan solidaritas diserang dari 2 arah akses masuk Pancoran Gang Buntu II," kata dia.