Ma'ruf Sebut Kurangnya Kematangan Mental Berdampak Negatif Dalam Perkawinan

Kamis, 18 Maret 2021 | 11:45 WIB
Ma'ruf Sebut Kurangnya Kematangan Mental Berdampak Negatif Dalam Perkawinan
Wakil Presiden Maruf Amin (Dok. KIP Setwapres)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyebut kurangnya kematangan pemahaman seseorang dalam menjalani sebuah perkawinan dapat menimbulkan dampak negatif pada masing-masing individu. Karena itu, pendidikan menjadi modal penting bagi individu yang menjalankan rumah tangga.

Ma'ruf menjelaskan kematangan mental yang harus dimiliki calon mempelai itu dikhususkan dengan pengetahuan dan kesadaran terhadap hak dan kewajiban sebagai suami atau istri untuk melaksanakan perkawinan dan hidup bersama membina sebuah keluarga.

Dalam hadist juga dijelaskan bukan hanya kesiapan fisik semata yang seringkali dipahami hanya sebatas kesiapan fisik reproduksi termasuk kehamilan dan persalinan.

"Kemampuan dimaksud janganlah dimaknai secara kuantitatif semata, tetapi harus dimaknai secara kualitatif. Artinya, kemampuan di sini harus dimaknai dengan adanya kematangan individu secara fisik dan mental (istitoah)," kata Ma'ruf saat membuka acara Seminar dan Gerakan Nasional Pendewasaan Usia Perkawinan untuk Meningkatkan Kualitas Anak, Pemuda, Perempuan dan Keluarga secara daring, Kamis (18/3/2021).

Baca Juga: Wapres Maruf Amin: Vaksinasi saat Ramadan Tak Batalkan Puasa

Menurutnya, kurangnya kemampuan individu tersebut berpotensi menimbulkan dampak negatif seperti ancaman kesehatan reproduksi, keselamatan persalinan, terjadinya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), anak mengalami stunting akibat tidak terpenuhi kebutuhan nutrisinya, atau anak-anak yang tidak cukup pendidikannya sehingga menciptakan generasi yang lemah.

Lebih lanjut, Ma'ruf juga mengungkapkan kalau perempuan dan anak-anak kerap menjadi korban dalam perkawinan. Dalam perkawinan yang tidak sehat, kedudukan perempuan menjadi sangat lemah sehingga tidak memiliki posisi tawar dalam mengelola keluarga.

"Perempuan karena umumnya tergantung secara ekonomi, tidak memiliki kesempatan terbaik untuk menyediakan gizi bagi keluarga dan anak-anaknya," ujarnya.

"Dalam contoh yang ekstrem, pengeluaran keluarga justru lebih banyak dihabiskan untuk rokok, ketimbang untuk membeli makanan bergizi ataupun membiayai pendidikan," sambungnya.

Karena itu, Ma'ruf menilai peran pendidikan menjadi kunci untuk membangun kemampuan dan kematangan individu. Masyararakat harus bisa menbangun lingkungan di mana anak-anak kita mampu menempuh pendidikan yang setinggi-tingginya sesuai dengan bakat dan kemapuannya.

Baca Juga: Divaksin Dosis ke-2 Bareng Istri, Wapres Maruf Ngaku Tak Alami Efek Samping

"Khusus untuk kaum perempuan pendidikan yang baik akan memberikan kemampuan dan posisi tawar yang lebih besar dalam rumah tangga."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI