Suara.com - China akan mengizinkan pelancong dari sejumlah negara yang sudah disuntik vaksin covid-19 hasil buatan negara tirai bambu tersebut, yakni Sinovac dan Sinopharm.
Menyadur Straits Times, Rabu (17/3/2021) China melonggarkan pintu masuk bagi pelancong dari Filipina, Indonesia, dan negara lain, asalkan mereka telah divaksin covid-19 buatan China.
"Ini tidak ada hubungannya dengan pengakuan vaksin China," kata Zhao Lijian, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, kepada wartawan, Selasa (16/3).
Lijian mengatakan, aturan baru tersebut "Didasarkan pada pertimbangan penuh keamanan dan efektivitas medis vaksin," yang dibuat China.
Baca Juga: Pemerintah Taiwan Sarankan Warganya Pasang Bendera Agar Tak Dikira China
Kedutaan besar China di Filipina, Indonesia, Amerika Serikat, Pakistan, Sri Lanka, dan Italia telah menerbitkan pemberitahuan, yang mengatakan China akan membuka aplikasi visa bagi mereka.
Syaratnya, pemohon visa dari negara-negara itu sudah divaksin setidaknya 14 hari sebelum pengajuan.
Aturan tersebut akan berlaku mulai minggu ini bagi pelancong dengan kepentingan pekerjaan, bisnis atau untuk "kebutuhan kemanusiaan", seperti mengunjungi kerabat.
Mereka yang tiba di China masih harus melaksanakan karantina hingga tiga minggu.
Richard Heydarian, analis politik dan penulis dari Manila, mengatakan, "China benar-benar meningkatkan permainannya dan mencoba memastikan semakin banyak negara akan bergantung pada vaksinnya, meskipun efektivitas, harga, dan silsilah secara keseluruhan jauh lebih baik dipertanyakan daripada vaksin lain yang tersedia."
Baca Juga: Duhh! Fenomena Kabut Kuning Tutupi Kota Beijing, Ini Penyebabnya...
"Ini adalah fase berikutnya dari diplomasi vaksin, yang sejauh ini gagal total di tempat-tempat seperti Filipina," katanya.
China telah berjuang untuk mendapatkan kepercayaan internasional untuk vaksin buatannya. Sebab, banyak negara yang menilai China kurang transparan terkait hasil tes vaksin.
Pelonggaran perjalanan ke China tersebut, diterima secara baik di negara-negara yang sudah melakukan vaksinasi memakai Sinovac maupun Sinopharm.
"Ini kabar baik," kata Carlito Galvez yang berjuluk 'Tsar Vaksin' Filipina. Tetapi Filipina belum dapat membalas dan mencabut pembatasan perjalanan bagi mereka yang datang dari China, bahkan jika mereka telah divaksinasi, tambahnya.
Tjoe Sugiharto, sekretaris jenderal komite China di Kamar Dagang dan Industri Indonesia, menggambarkan aturan perjalanan baru China sebagai "perkembangan positif".
"Mudah-mudahan perdagangan bisa rebound dan kembali normal," ucapnya.
Filipina dan Indonesia mengandalkan vaksin yang dibuat oleh Sinovac dan Sinopharm dari China untuk menjalankan program vaksinasinya.
Malaysia tidak begitu bergantung pada vaksin China. Mereka telah memesan dosis Sinovac hanya untuk 18 persen dari populasinya. Namun, "diplomasi vaksin" China cukup berdampak positif.
Ibu rumah tangga Chung Su Lian, 55, berkata: "Saya tidak memiliki rencana untuk bepergian ke China dalam waktu dekat, tetapi saya berharap mendapatkan vaksin Sinovac karena menggunakan teknik yang telah terbukti."
Namun dia menambahkan: "Orang Malaysia tidak dapat memilih vaksin mana yang kami dapatkan, dan kami juga tidak dapat membelinya."