Suara.com - Kim Yo-jong, adik perempuan pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, memperingatkan Amerika Serikat untuk jangan "bikin bau" saat Presiden Joe Biden bersiap menjabarkan kebijakan Washington atas Korea.
Dalam pernyataan kepada media pemerintah, Kim Yo-jong mengritik AS dan Korea Selatan karena menggelar latihan militer bersama.
Komentar adik Kim Jong-un yang berpengaruh itu dilontarkan sehari sebelum kunjungan para pejabat tinggi AS ke Korsel.
Pemerintah AS mengaku telah berminggu-minggu mencoba membuka kontak diplomatik dengan Korut.
Baca Juga: Adik Kim Jong Un Tegur AS, Minta Setop Latihan Perang di Korsel
- AS masih menjadi eksportir utama senjata dunia dengan pasar bertambah, Timur Tengah pembeli paling agresif
- AS jerat 'tiga agen intelijen' Korut dalam kasus penipuan belasan triliun rupiah
- Korut pamer rudal balistik baru, apa maknanya untuk presiden baru Amerika Serikat?
Pyongyang hingga kini belum mengakui bahwa Joe Biden merupakan presiden AS.
Kedua negara itu terus bersitegang terkait program nuklir dan rudal balistik Korut.
Kim Yo-jong, seperti dikutip harian pemerintah Rodong Sinmun, mengatakan, "Nasihat bagi pemerintahan baru AS yang tengah berusaha keras menebarkan bau mesiu atas wilayah tanah air kita dari seberang lautan."
"Bila ingin tidur dengan tenang untuk empat tahun mendatang, lebih baik tahan diri untuk tak bikin bau di langkah awal."
Dia lalu menekankan penolakan negaranya atas latihan militer AS-Korut - yang digambarkan Korut sebagai persiapan untuk invasi. "Pemerintah Korsel sekali lagi memilih "Maret Perang", "Maret Krisis."
Baca Juga: Adik Kim Jong Un ke Joe Biden: Kalau Mau Tidur Nyenyak, Jangan Ganggu Kami
Selama ini Kim Yo-jong tidak saja dikenal sebagai adik perempuan Kim Jong-un, namun juga orang dekat yang berpengaruh di lingkar kekuasaan Korut.
Banyak dari kami di Seoul sudah memperkirakan situasi tersebut. Korut biasanya bereaksi saat Korsel dan AS menjalankan latihan militer gabungan. Kadang-kadang responsnya dalam bentuk uji coba rudal.
Di lain kesempatan, seperti yang terjadi sekarang, Korut merespons apa yang disebut "perang-perangan" ini dengan lontaran kata-kata kemarahan.
Kim Yo-jong saat ini telah diandalkan menjadi "anjing penyerang" dan pernyataan di atas bisa jadi contoh. Dia punya dua sasaran atas komentarnya itu: latihan militer bersama dan kunjungan Menteri Luar Negeri dan Menteri Pertahanan AS ke Seoul.
Pernyataan ini, setidaknya membuat Washington dan Seoul sadar bahwa Pyongyang sedang menyimak, walau tidak menanggapi upaya-upaya pendekatan di balik layar oleh Gedung Putih.
Kim Yo-jong tidak merinci soal apa yang akan dilakukan Korut bila tidak suka dengan isi pembicaraan dari pertemuan di Seoul. Namun, yang dia utarakan: kalian sudah dikasih peringatan.
Ambisi nuklir Korut diperkirakan menjadi agenda utama bagi Menlu Anthony Blinken dan Menhan Lloyd Austin dalam kunjungan mereka pekan ini ke Korsel dan Jepang.
Presiden Biden menyatakan AS mengkaji lagi kebijakannya mengenai Korut, yang akan dipaparkan April mendatang.
Selama musim kampanye Pemilu tahun lalu, Biden menyebut Kim Jong-un "preman" dan mengatakan bahwa perlucutan nuklir Korut harus jadi dilakukan terlebih dahulu sebelum AS dan PBB melonggarkan sanksi.
Hubungan antara AS dan Korut memburuk pada 2017, saat Pyongyang menguji coba rudal jarak jauh yang mampu menjangkau kota-kota di AS.
Ketegangan sempat reda saat Presiden Donald Trump dua kali bertemu dan berupaya berhubungan baik dengan Kim.
Namun dua kali pertemuan mereka di Singapura dan Vietnam itu tidak bisa mengatasi masalah inti mengenai perlucutan nuklir dan sanksi atas Korut.