Pemberitahuan kepada RT dan RW selalu dilakukan.
“Kita harus lakukan itu, kalau tanpa izin, bisa memperparah itu. Kalau kita sudah beritahukan, misal polisi datang, minimal warga sekitar ngasih tahu bahwa mereka (kelompok) pernah minta izin. Etika itu kita kedepankan perihal kehadiran kita.”
Pandangan miring
Sebagian masyarakat memberi cap kepada kelompok penjaga lahan sengketa sebagai orang yang kasar. Tapi apakah stigmatisasi tersebut benar?
“Ada yang seperti itu, ada yang nggak juga. Kalau stigma kasar, ya memang kita bersinggungan dengan hal-hal yang kasar. Mungkin dari perawakan dan tampilan fisik sepertinya garang. Karena bukan orang kantoran, ini orang lapangan yang biasa berjemur sinar matahari dan kena debu,” kata Brader.
“Stigmatiasi itu manusiawi. Apalagi ada berita-berita tentang bentrokan-bentrokan itu kan kemudian muncul stigma.”
Pada umumnya, ekspresi kasar hanya mereka perlihatkan ketika sedang berhadapan dengan kelompok musuh yang juga menunjukkan ekspresi serupa.
“Tapi kalau urusan persaudaraan ya nggak kasar. Kalau sama lingkungan sekitar (tempat lahan sengketa) kita justru bersahabat. Kan kita masuk ke lingkungan orang, kita harus jaga sikap. Karena sehari-hari kan kita sama mereka.”
“Beda sikap kalau bertemu dengan kelompok seberang. Kita tunjukkan ekspresi kasar supaya bisa halau mereka.”
Baca Juga: Tumpukan Alat Tes Covid-19 yang Terbengkalai di Gudang