Suara.com - Sebuah studi yang diungkapkan oleh Aachol Foundation mengungkapkan angka bunuh diri di Bangladesh tahun lalu lebih tinggi dari kematian akibat Covid-19.
Menyadur Anadolu Agency Senin (15/03), Bangladesh melaporkan 70% lebih banyak kematian akibat bunuh diri daripada Covid-19.
Ada 14.436 kematian akibat bunuh diri di Bangladesh. Angka ini jauh lebih banyak dari kematian akibat virus corona yang merenggut 8.462 jiwa antara bulan Maret tahun lalu hingga Februari 2021.
Jumlah bunuh diri sekitar 45% lebih tinggi dari periode 12 bulan sebelumnya. Itu memperjelas dampak ekonomi dan sosial dari pandemi, kata penelitian itu.
Baca Juga: Studi: 80 Persen Kesehatan Mental Anak Muda Menurun Selama Pandemi Covid-19
Menurut Biro Statistik, rata-rata 10 ribu orang bunuh diri di Bangladesh setiap tahunnya. Pandemi virus corona menyebabkan kecenderungan bunuh diri meningkat pada tingkat yang mengkhawatirkan di kalangan pelajar.
Menurut penelitian itu, 49% korban bunuh diri berusia antara 20 dan 35 tahun dan 57% adalah wanita.
"Frustrasi dan depresi telah tumbuh, mendorong banyak orang untuk bunuh diri," kata penelitian tersebut.
Yayasan mengatakan bahwa perawatan mental dan dukungan untuk hal itu sulit diakses di Bangladesh, terutama bagi anak muda.
Baca Juga: Menkes Budi Tegaskan Kartu Vaksinasi Covid Tak Bisa jadi Syarat Perjalanan