Suara.com - Aktris Prancis, Corinne Masiero, melakukan protes dengan bertelanjang bulat di atas panggung perhelatan César Awards.
Acara itu juga didominasi tuntutan agar pemerintah Prancis berbuat lebih banyak demi mendukung acara kebudayaan selama pandemi virus corona.
Corinne Masiero, 57 tahun, mengenakan kostum keledai dan gaun bernoda darah sebelum tampil telanjang di atas panggung acara yang setara dengan penghargaan Oscar.
Semua bioskop di Prancis ditutup selama lebih dari tiga bulan.
Baca Juga: Profil Lee Ji Eun, Aktris Senior Korea Selatan Meninggal Dunia
Dalam perhelatan ini, penghargaan film terbaik jatuh ke sutradara Albert Dupontel dengan filmnya yang berjudul Adieu Les Cons (Goodbye Morons).
Film — yang menggambarkan keputusasaan seorang perempuan yang menderita sakit parah terhadap anaknya — memenangkan tujuh penghargaan César, termasuk satu di antaranya untuk sutradara terbaik.
Film asing terbaik diraih film Denmark, Another Round, yang disutradarai Thomas Vinterberg — temanya perihal sebuah grup perlawanan yang berikhtiar meningkatkan kehidupan mereka dengan mempertahankan kadar alkohol permanen dalam darah mereka.
Adapun aktris Masiero diundang ke perhelatan pada Jumat itu untuk mempersembahkan penghargaan untuk kategori kostum terbaik.
Tetapi dia tampil mengejutkan di hadapan para undangan dengan telanjang bulat di atas panggung, seraya menyampaikan pesan "Tanpa budaya, tidak ada masa depan" yang tertulis di tubuhnya.
Baca Juga: Mantan Aktris Ini Bongkar Aksi Tipu-tipu Keluarga Bule di Jakarta
Dan pesan "Kembalikan seni, Jean" yang tertulis di punggungnya, dia tujukan langsung kepada Perdana Menteri (PM) Prancis, Jean Castex.
Aktor dan sutradara lainnya juga membuat tuntutan senada selama malam perhelatan.
"Anak-anak saya bisa pergi ke Zara tapi tidak ke bioskop ... Ini sama-sekali tidak bisa dimengerti," kata Stephane Demoustier saat dia menerima penghargaan untuk kategori penulisan skenario.
Pada Desember lalu, ratusan aktor, sutradara teater, musisi, teknisi dan kritikus film, dan banyak lainnya, melakukan protes di Paris dan kota-kota lain, menentang penutupan tempat budaya oleh pemerintah.