Hari Pekerjaan Sosial Sedunia 2021: Ubuntu I am because We are

Ririn Indriani Suara.Com
Minggu, 14 Maret 2021 | 14:10 WIB
Hari Pekerjaan Sosial Sedunia 2021: Ubuntu I am because We are
Hari Pekerja Sosial Sedunia (World Social Work Day) 2021, International Federation of Social Workers (IFSW) sepakat mengangkat tema U-buntu-I am because We are, (Foto: iassw-aiets.org)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Kondisi tersebut menjadi sebuah tantangan bagi pekerja sosial, karena peran pekerja sosial itu melebihi batas kritis, pekerja sosial membantu kelompok yang rentan baik itu kesehatan, sosial dan ekonominya, lalu mengubah kecemasan dan ketakutan menjadi sebuah perubahan yang besar seperti perubahan kebiasaan, perubahan pola interaksi dan juga perubahan ekonomi atau dapat dikatakan profesi ini mampu untuk mengantarkan pada semua aspek perubahan kehidupan.

Melalui beberapa kesempatan Pekerja Sosial Indonesia melalui IPSPI melakukan beberapa langkah seperti menyelenggarakan hotline layanan dukungan psikososial yang tergabung dalam Gugus Tugas Nasional Covid-19, melakukan berbagai kampanye pencegahan Covid-19, terlibat dalam penyusunan berbagai panduan praktik pekerjaan sosial di masa pandemi Covid-19, menyelenggarakan webinar series dengan melibatkan 4281 peserta dan 33 narasumber, serta beberapa langkah strategis lainnya untuk membantu pemerintah Indonesia dalam menanggulangi dampak Covid-19.

Situasi pandemi Covid-19 seolah memberikan evaluasi yang cukup mendalam atas pentingnya sebuah upaya untuk mendorong adanya inovasi pelayanan berbasis teknologi. Melalui perkembangan teknologi komunikasi dunia yang sebelumnya sudah dianggap maju, namun ternyata belum cukup untuk menghadapi situasi yang menuntut perubahan yang cukup siginifikan.

Pandemi mendorong penggunaan teknologi di luar batas yang bisa diperkirakan oleh manusia sebelumnya. Namun kita juga menyaksikan, bagaimana dengan negara-negara yang wilayahnya masih sangat terbatas terhadap akses teknologi komunikasi, kesenjangan juga menjadi isu utama dalam konteks pandemi saat ini. Hal ini penting untuk dipahami dan disikapi oleh pekerja sosial agar hakikat hubungan manusia tidak hilang, karena masih banyak hal yang tidak tergantikan oleh teknologi, seperti komunikasi langsung, persahabatan, hubungan keluarga bahkan juga hubungan dalam bermasyarakat dan bernegara.

Pekerja sosial juga memiliki peranan untuk berkontribusi dalam mengatasi kesenjangan dalam layanan kesejahteraan sosial dengan mempertimbangkan ketidakmerataan akses teknologi komunikas. Pekerja sosial dituntut untuk menunjukkan inisiatif dan ide-ide baru agar tetap mampu memberikan layanan terbaik bagi yang membutuhkan dengan mengedepankan prinsip keamanan dan keselamatan.

Sebagai sebuah profesi yang memiliki tekad kuat dalam bekerja bersama-sama untuk mewujudkan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, profesi ini menyadari betul bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang harus segera diupayakan untuk ditingkatkan atau bahkan disempurnakan. Terlebih dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2019 tentang Pekerja Sosial yang akhirnya memberikan gambaran bahwa masih banyaknya pekerjaan rumah tersebut baik yang bersifat internal maupun eksternal, dimana kondisi ini akan jauh lebih mudah dihadapi apabila ada dukungan penuh dari seluruh pekerja sosial Indonesia dan tentunya seluruh masyarakat Indonesia, karena kita percaya dengan Tat Twam Asi yaitu aku adalah engkau, engkau adalah aku.

Perjalanan masih sangat panjang, dan saatnya untuk semakin mempererat jalinan kerjasama untuk menyongsong masa depan yang lebih gemilang.

Selamat Hari Pekerja Sosial Sedunia. Salam Solidaritas Pekerja Sosial.

Dr. Rr Endah Sulistyaningsih, AKS,M.Si, Ketua I Dewan Pimpinan Pusat  Independen Pekerja Sosial Profesional Indonesia (IPSPI)

Baca Juga: 26 Ribu Warga dan Pekerja di Sanur Bali akan Suntik Vaksin COVID-19

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI