Arief Poyuono Sebut Jokowi Bisa Jabat Presiden 3 Periode, Ini Alasannya

Minggu, 14 Maret 2021 | 10:58 WIB
Arief Poyuono Sebut Jokowi Bisa Jabat Presiden 3 Periode, Ini Alasannya
Arief Poyuono. (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Politikus Partai Gerindra, Arief Puyouono menganggap jika Joko Widodo berpeluang kembali menjabat sebagai Presiden hingga tiga periode berkat kemenangan anak dan menantunya di Pilkada 2020 lalu. 

Menurutnya, kesempatan Jokowi kembali menjadi Presiden bisa dilihat dari dukungan partai politik yang membawa putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka dan sang menantu, Bobby Nasution memenangan Pilkada yang digelar di Solo dan Medan.

"Test on the water-nya itu sudah terjadi itu di pilkada, mantu dan anaknya. Bagaimana seluruh partai itu bisa mendukung anaknya dan mantunya, hanya ditinggalkan dua (partai) sebagai syarat saja," kata Arief seperti dikutip dari Ayobandung.com--media jaringan Suara.com, Minggu (14/3/2021).

Arief mengatakan, potensi Jokowi bisa kembali menjabat Presiden itu karena banyaknya dukungan partai politik yang menjadi koalisinya. Ranah dunia maya, kata dia, juga sudah bisa dipegang oleh Jokowi. 

Baca Juga: BW Sebut Brutalitas Demokratik Terjadi Era Jokowi, Ngabalin: Geli dan Jijik

"Semua alatnya Jokowi itu ada untuk melakukan, mengubah menjadi tiga periode. Baik di media sosialnya, pasukan media sosialnya, parpolnya sudah ada di parlemen," tuturnya.

Namun, menurutnya hal tersebut kembali lagi pada Jokowi. Sebab, ia meragukan Jokowi bisa menjabat sebagai presiden hingga 2024.

"Ketika kabinet terbentuk saya katakan lebih dulu dari siapa itu peramal perempuan itu, saya katakan bahwa Indonesia ini masuk zaman kegelapan dua tahun lamanya, artinya kalau memang ini terjadi artinya Jokowi nggak akan sampai 2024, kalau dia tidak mengerti jalannya dalam kegelapan jalannya yang kita hadapi bersama-sama hari ini, artinya dia tidak sampai 2024," ucapnya.

Meski demikian, Arief mengaku menyerahkan kepada Jokowi soal keputusan untuk mengubah masa jabatan presiden. Dia pun mengaku percaya, Jokowi tak akan lagi mau menjadi orang nomor satu di Indonesia, meski berpeluang menjabat lagi Presdien terbuka lebar. 

"Saya yakin seyakin-yakinnya, Jokowi tidak akan mau untuk tiga periode. Karena dua periode ini saja dia belum tentu melewati dengan sukses," terangnya.

Baca Juga: Bobby Pimpin Normalisasi Parit untuk Cegah Banjir di Medan

Pada akhir 2019 lalu, Jokowi pernah bersuara terkait wacana penambahan masa jabatan presiden menjadi tiga periode. Menurut Jokowi, wacana tersebut dimunculkan karena ada pihak yang ingin menjerumuskannya hingga mencari muka kepadanya.

Kendati demikian, ia enggan menyebut lebih detil siapa pihak yang ingin menjerumuskan dengan wacana penambahan masa jabatan presiden itu.

"Kalau ada yang usulkan itu, ada tiga menurut saya. Satu ingin menampar muka saya, ingin cari muka, menjerumuskan. Itu saja," ujar Jokowi saat berbincang dengan awak media Istana di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (2/12).

Jokowi menyampaikan, amandemen UUD 1945 hanya diperlukan untuk urusan haluan negara. Namun, wacana yang muncul saat ini justru sebaliknya.

"Gini ya, sejak awal sudah saya sampaikan, saya ini produk pemilihan langsung sehingga waktu ada keinginan amandemen apa jawaban saya? Apa enggak bisa amandemen itu hanya dibatasi untuk urusan haluan negara. Sekarang kenyataannya begitu kan, presiden dipilih MPR, Presiden tiga periode," jelas dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI