BW Sebut Brutalitas Demokratik Terjadi Era Jokowi, Ngabalin: Geli dan Jijik

Minggu, 14 Maret 2021 | 07:26 WIB
BW Sebut Brutalitas Demokratik Terjadi Era Jokowi, Ngabalin: Geli dan Jijik
Ali Ngabalin (Foto:Ist)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin mengomentari pernyataan pengacara Partai Demokrat kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Bambang Widjojanto (BW) yang menilai brutalitas demokratik terjadi di era Presiden Jokowi.

"Waktu saya ditanya, apa komentar saya atas pernyataan Bambang Widjoyanto, saya bilang lucu, geli, dan jijik," kata Ngabalin dikutip Suara.com dari tayangan yang diunggah di Twitter @AliNgabalinNew pada Sabtu (13/3/2021).

Ngabalin merasa tergelitik karena urusan internal Partai Demokrat yang terjadi setelah KLB di Deli Serdang malah berujung pada bulan-bulanan terhadap Presiden Jokowi.

Menurut dia, hal itu merupakan kerangka berpikir yang keliru. Pernyataan Bambang Widjojanto tersebut kata dia menyesatkan rakyat.

"Ini kerangka berpikir yang keliru, tidak hanya sesat, tapi menyesatkan, dimana logikanya ada masalah internal Parpol kemudian Parpol dinilainya telah diserang, kemudian negara kekuasaan dan pemerintah yang sah diserang," ujarnya.

Ngabalin kemudian menyoroti penggunaan diksi 'brutal' sebagaimana diucapkan oleh Bambang Widjojanto. Menurut dia, kata tersebut lucu dan butuh referensi lebih kuat lagi.

"Brutal itu kasar, kurang ajar, biadab, tidak tahu aturan, siapa yang anda maksud dengan brutal di era demokrasi, di era Jokowi, yang anda maksud brutal yang siapa, siapa yang kurang ajar, siapa yang kasar, yang biadab, yang anda maksud siapa?" tanya Ngabalin tegas.

Mantan pimpinan KPK tersebut tampaknya menyayangkan pernyataan yang keluar dari mulut Bambang Widjojanto. Pasalnya, sebagai penegak hukum, menurut Ngabalin hal itu tidak seharusnya diucapkan.

Ngabalin mengatakan, pemerintah telah beberapa kali memberi keterangan sah. Oleh sebab itu, pihak lain diminta untuk melihat dengan hati nurani dan akal sehat.

Baca Juga: Soal Kisruh Demokrat, Munarman: Makin Hari Makin Enggak Jelas Negara Ini

"Masak ada seorang tokoh seperti Bambang Widjojanto komentarnya seperti itu. Aduh sayang sekali. Jadilah pengelola hukum, pengacara rofesional, pembela hukum kan penegak hukum, jadi jangan menabrak hukum. Kalau kehabisan argumentasi jangan menyerang ke sana kemari," tukasnya keras.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI