Banyak varian produk lainnya Thailand memiliki sejarah penggunaan ganja dalam pengobatan tradisional untuk menghilangkan rasa sakit, serta bumbu masak, dan pada tahun 2018 melegalkan tanaman tersebut untuk penggunaan medis dan penelitian.
Perusahaan produsen minuman Ichitan sudah meluncurkan minuman yang dibuat dengan terpene, senyawa yang disetujui pemerintah yang juga ditemukan dalam ganja.
Di bidang kosmetik, merek Smooth E, berharap menjadi produsen yang pertama yang menggunakan produk CBD dan berharap dapat disetujui pada Agustus mendatang.
"Kami bisa menyebutnya Smooth CBD,” kata Kepala Eksekutif Sangsuk Pithayanukul, seraya menambahkan ada kemungkinan memproduksi gel mandi CBD, sampo, dan pasta gigi di bawah merek perawatan mulutnya, Dentiste.
Persaingan bisnis ganja Mantan bankir investasi yang saat ini menjalankan perusahaan Golden Triangle Group, Kris Thirakaosal, mengatakan iklim tropis, kualitas air, dan tradisi yang dimiliki Thailand menjadi nilai plus dalam perkembangan pertanian ganja.
Perusahaannya sejauh ini telah menginvestasikan 120 juta baht (Rp56,4 miliar) untuk membangun laboratorium genetika seluas 500 meter persegi dan bahkan telah mengembangkan varietas rami sendiri bernama Raksa, yang berarti 'menyembuhkan'.
"Ini (seperti) balapan F1,” kata Thirakaosal, menggunakan analogi perlombaan balap motor.
Selain itu, perusahaan makanan nabati NR Instant Produce Pcl, memilih untuk membeli ganja yang sudah ada dibanding memulai dari awal.
"Ini mengubah persepsi konsumen saat saya memberi tahu mereka, 'Ini adalah hempburger'," kata Kepala Eksekutif Dan Pathomvanich. ha/hp (Reuters)
Baca Juga: Industri Pariwisata Thailand Desak Pemerintah Buka Pintu Untuk Wisatawan
