Libur Panjang Jangan Sampai Pengaruhi Tren Penurunan Kasus Aktif Covid-19

Siswanto Suara.Com
Sabtu, 13 Maret 2021 | 10:41 WIB
Libur Panjang Jangan Sampai Pengaruhi Tren Penurunan Kasus Aktif Covid-19
Ilustrasi Covid-19.(Pixabay/fernandozhiminaicela)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tren penurunan kasus aktif Covid-19 di Indonesia saat ini terus menurun setiap harinya. Dan adanya periode libur panjang Isra Mikraj 1443 Hijriah, diharapkan masyarakat tidak gegabah dalam memanfaatkan hari libur. Hal ini untuk menjaga agar tren positif penanganan pandemi Covid-19 terus berlanjut.

Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito meminta tren yang positif terus dipertahankan dan harus ditingkatkan menjadi lebih baik lagi hingga pandemi berakhir.

"Hal ini memperlihatkan bahwa penangangan terhadap mereka yang terjangkit Covid-19 sudah ditangani dengan baik. Tren penurunan kasus aktif ini ini harus terus dijaga, agar nantinya kasus akrif dapat hilang," kata Wiku dalam keterangan pers yang disiarkan kanal YouTube BNPB Indonesia.

Selain terus meningkatkan penanganan pada kasus aktif, pemerintah terus memonitoring perkembangan kasus kematian akibat Covid-19. Hal ini agar pemerintah dapat mengambil langkah yang tepat dalam menekan angka kematian pasien Covid-19.

Baca Juga: Heboh! Makam Pasien Covid 19 di Parepare Terbongkar, Tujuh Jenazah Hilang

Belajar dari pengalaman sebelumnya, dari grafik perkembangan kasus kematian, terlihat mulai dari Maret - September 2020, kasus kematian mengalami tren kematian. Lalu sempat menurun pada Oktober dan November, namun kembali mengalami tren meningkat hingga Januari 2021.

Melihat lebih dekat perkembangan dari bulan ke bulan, pada 4 bulan pertama peningkatan cenderung tajam hingga mencapai 70 persen.

"Masa-masa ini Indonesia dihadapkan pada pandemi yang secara tiba-tiba, dan tengah melakukan percepatan penangananan, salah satunya denga kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar," kata Wiku.

Kemudian pada Juli menuju Agustus 2020, kasus kematian sempat mengalami penurunan. Namun pada Sepetember, kembali meningkat secara signifikan mencapai 46 persen atau 1.048 kasus.

Peningkatan ini dikarenakan kontribusi adanya periode libur panjang 15 - 17 Agustus dan 20 - 23 Agustus 2020. Kasus kematian Kemabli menurun pada kurun Oktober dan November, namun pada Desember 2020 hingga Januari 2021.

Baca Juga: Vaksinasi Covid-19, Wali Kota Balikpapan Minta Masyarakat Bersabar

Peningkatan ini juga seiring dengan adanya periode libur panjang Natal dan tahun baru.

Secara jumlahnya, dsri November 2020 - Januari 2021, 4.252 kasus atau meningkat lebih dari 100 persen dibandingkan Oktober 2020.

"Ini artinya bahwa, terdapat implikasi kematian dari setiap event libur panjang," kata Wiku.

Sebagai perbandingan, pada bulan-bulan tanpa periode libur panjang, jumlah kematian antara 50 - 900 kasus. Sementara pada bulan-bulan dengan libur panjang, jumlah kematian meningkat tajam mencapai 1000 - 2000 orang.

Karenanya Wiku meminta masyarakat bijak dalam menyikapi libur panjang karena secara langsung mempengaruhi jumlah orang yang meninggal.

"Bayangkan dalam 1 bulan, kita bisa kehilangan lebih dari 1.000 nyawa hanya karena memilih melakukan perjalanan dan berlibur," kata Wiku.

Untuk itu masyarakat dan pemerintah daerah diminta belajar lebih bijaksana lagi dalam mengambil keputusan. Dan jangan sampai keputusan yang diambil membahayakan nyawa diri sendiri dan orang lain.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI