Pertama di Uni Eropa, Spanyol Akui Ojol sebagai Karyawan yang Digaji

Jum'at, 12 Maret 2021 | 12:36 WIB
Pertama di Uni Eropa,  Spanyol Akui Ojol sebagai Karyawan yang Digaji
Foto sebagai ilustrasi ojek online. [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah Spanyol mengumumkan pada Kamis (11/3) akan mengakui driver ojol (ojek online) seperti Deliveroo dan UberEats sebagai karyawan yang bergaji menyusul keluhan tentang kondisi kerja mereka.

Menyadur France24, Jumat (12/3) langkah itu dilakukan enam bulan setelah pemerintah sayap kiri Spanyol berjanji untuk mengklarifikasi status hukum ojol yang bekerja untuk perusahaan pengiriman online.

Pemerintah sayap kiri Spanyol mengatakan mereka harus dianggap sebagai karyawan perusahaan daripada pekerja lepasan.

Kesepakatan pemerintah dengan serikat pekerja Spanyol menetapkan undang-undang pertama di Eropa yang secara eksplisit mengatur status ojol yang menggunakan sepeda dan sepeda motor.

Baca Juga: Atletico Madrid Vs Athletic Bilbao: Los Rojiblancos Menang 2-1

Di Spanyol, seperti di negara lain, driver ojol telah berulang kali mengecam kondisi kerja mereka yang berbahaya.

Para driver ojol kemudian mengambil tindakan hukum untuk menuntut pengakuan sebagai staf yang digaji, yang akan memberi mereka tunjangan seperti liburan berbayar dan cuti sakit.

"Mereka sekarang dianggap sebagai pekerja bergaji dan akan menikmati semua perlindungan yang relevan," kata Menteri Tenaga Kerja Yolanda Diaz dalam pidato yang disiarkan televisi.

Spanyol adalah "negara pertama di Uni Eropa yang membuat undang-undang tentang masalah tersebut", tegas Yolanda Diaz.

Perusahaan berulang kali bersikeras bahwa mereka hanya bertindak sebagai perantara antara bisnis dan pengendara, yang dikatakan sebagai wiraswasta dan harus membayar sendiri kesehatan dan jaminan pensiun.

Baca Juga: Prediksi Atletico Madrid vs Athletic Bilbao di Liga Spanyol Nanti Malam

Langkah pemerintah tersebut dilakukan setelah keputusan Mahkamah Agung pada bulan September bahwa ada "hubungan kerja" antara pengendara dan aplikasi pesan-antar makanan yang berbasis di Barcelona, Glovo.

Perusahaan platform pengiriman juga mendapati diri mereka dalam posisi defensif di negara lain di benua biru.

Bulan lalu jaksa penuntut Italia mengatakan kepada Uber Eats dan platform pengiriman makanan lainnya bahwa kurir mereka adalah karyawan dan bukan pekerja independen, mendenda mereka 733 juta euro karena melanggar aturan keselamatan tenaga kerja.

Uni Eropa juga sedang mempertimbangkan masalah tersebut.

Bulan lalu, Mahkamah Agung Inggris memutuskan bahwa pengemudi dan pengantar Uber adalah pekerja, dan bukan kontraktor independen.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI