Suara.com - Ketua Satuan Tugas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Profesor Zubairi Djoerban, menduga mutasi corona varian B117 dari Inggris sudah menjadi penularan lokal atau local transmission di Indonesia.
Prof Zubairi mengatakan pencegahan masuknya B117 dengan menutup pintu masuk dari luar negeri ke Indonesia tidak wajib karena sulit diterapkan.
"Saya kira, menutup akses tidak menjadi wajib ya, karena kemungkinan B.1.1.7 juga sudah menyebar secara lokal," kata Zubairi melalui twitternya, Jumat (12/3/2021).
Bahkan dia menduga kasus mutasi B117 di Indonesia sudah lebih dari enam orang yang terdeteksi pemerintah.
"Dugaan saya ya penyebaran B.1.1.7 sudah lebih dari yang terdiagnosis," ucapnya.
Cara mengantisipasinya adalah dengan karantina yang ketat terhadap setiap orang yang masuk ke Indonesia, terutama dengan mengidentifikasi negara-negara mana yang memiliki banyak kasus B117.
"Mau itu orang Indonesia atau non-Indonesia, intinya mereka harus diisolasi dulu sebelum dipersilakan melaksanakan tujuannya di Indonesia. Seperti urusan bisnis atau berkunjung ke destinasi wisata," tegasnya.
Meski begitu, dia menyoroti pelaksanaan karantina belum maksimal termasuk pengawasan kegiatan sehari-hari masyarakat di Indonesia.
"Menurut saya (upaya pemerintah) sudah lengkap, baik dan benar ya. Tapi yang belum maksimal kan pelaksanaannya di lapangan. Sederhana saja. Soal jaga jarak dan kerumunan. Kenyataannya masih ada kerumunan di Commuter Line pada jam-jam sibuk atau di bus umum. Banyak tempat duduk yang dikasih tanda silang tapi diduduki juga. Kemudian, kerumunan antrean vaksinasi," tutup Zubairi.
Baca Juga: IDI Minta Indonesia Waspada Mutasi Corona N439K dari Inggris
Sementara itu Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Siti Nadia Tarmizi belum bisa memastikan apakah varian B117 sudah menjadi penularan local (local transmition) atau masih penularan dari luar negeri (imported case).