Suara.com - Perempuan aktivis muda Nahdlatul Ulama, Kalis Mardiasih, mengakui prihatin maraknya pernyataan seksis yang merendahkan wanita selama setahun terakhir pandemi covid-19.
Kalis menyoroti pernyataan seksis semisal "positifkan istri" yang dalam beberapa waktu terakhir marka dijadikan tagar pada media-media sosial.
"Positifkan istri" dimaksudkan anjuran serampangan kepada para lelaki untuk menghamili perempuan, ketimbang positif corona.
“Ketika awal (pandemi) angka kematian itu masih peralihan, ada meme yang bilang ratusan kematian kita balas dengan ribuan kematian. Jadi tagar 'positifkan istri' digunakan sebagai candaan di sosial media. Kemudian juga itu juga di-viral-kan oleh anak laki-laki dan itu dianggap lucu,” kata Kalis lewat video diskusi daring, Kamis (11/3/2021).
Baca Juga: CSIS: Untuk Hadapi Pandemi Covid-19 Pemerintah Harus Tegakkan Budaya Sains
Menurut Kalis, guyonan semacam itu bukanlah suatu hal yang lucu. Sebab, betapa sulitnya para ibu hamil mengakses fasilitas kesehatan pada masa pandemi covid-19.
Aktivis Feminis Muslim ini menuturkan, karena wabah covid-19, banyak ibu hamil yang jatah layanan kesehatannya dibatasi.
Pasalnya, banyak rumah sakit dijadikan pusat layanan penanggulangan covid-19. Akhirnya jatah memeriksakan kandungan secara tatap muka dengan dokter atau bidan harus dikurangi.
“Sisanya dilakukan secara daring dan tentu saja itu tidak maksimal,” ujarnya.
Karena kondisi itu, Kalis menyarankan kepada para pasangan suami istri untuk menunda kehamilan pada masa pandemi.
Baca Juga: Pasang Pengumuman Unik, Aksi Ibu Hamil Naik Motor Disanjung
"Perencanaan kehamilan adalah suatu hal yang menjadi isu utama. Karena kita tahu, akses kesehatan reproduksi dan anak itu serba terbatas pada masa pandemi ini. Rekomendasinya, sebaiknya perempuan tidak dulu hamil,” ujarnya.