Suara.com - Pernahkah Anda melihat atau mendengar mengenai ogoh-ogoh? Sebuah patung besar yang diarak keliling daerah dalam rangka penyambutan hari raya Nyepi ini. Lalu, apa sebenarnya ogoh-ogoh itu?
Sesuai dengan Surat Edaran Bersama PHDI Bali dan Majelis Desa Adat Bali Nomor 009/PHDI-Bali/2021 dan Nomor 002/MDA-Prov Bali/2021, pawai ogoh-ogoh yang menjadi salah satu ciri khas ketika menyambut Nyepi resmi ditiadakan. Untuk mengurangi rasa penasaran, berikut simak informasi mengenai asal-usul, fakta, hingga makna ogoh-ogoh.
Ogoh-ogoh sendiri merupakan gambaran dari bhuta kala, atau energi negatif yang ada dalam diri manusia. Jika dilihat dari akar katanya, ogoh-ogoh berasal dari bahasa Bali, yakni ogah-ogah yang berarti digoyang-goyangkan.
Baca Juga: 7 Ucapan Nyepi Bahasa Inggris, Cocok untuk Situasi Formal dan Profesional
Nah, untuk menyambut hari raya Nyepi, yang mana dilakukan dengan membersihkan diri, berbagai figur bhuta kala atau raksasa dan makhluk berenergi negatif tersebut kemudian diarak dan dihancurkan, baik dengan membakarnya atau menghanyutkannya.
Fungsi Utama dan Makna di Balik Ogoh-Ogoh
Kebanyakan ogoh-ogoh diwujudkan dalam bentuk raksasa, iblis, atau bentuk menyeramkan yang lain, guna menjadi perwujudan energi negatif yang ada di dalam diri manusia.
Meski nantinya akan dibakar atau dimusnahkan, namun pembuatan ogoh-ogoh ini benar-benar dicermati dan diproduksi dengan sangat baik. Maka tak heran jika biaya pembuatannya juga terbilang cukup besar.
Hari raya Nyepi disambut dengan meleburkan segala energi dan sifat negatif yang ada di dalam diri, dan menyambut tahun baru Saka dengan menjadi manusia yang lebih baik.
Baca Juga: 4 Kebijakan Nyepi di Bali, Terkait Internet hingga Transportasi
Ogoh-ogoh, dalam konteks hari raya Nyepi, menjadi lambang dari sifat dan energi buruk tersebut. Sebagai wujud peleburan dan menghilangkan sifat dan energi buruk inilah kemudian figur ogoh-ogoh dibakar dan dimusnahkan.
Sederhananya, tujuan utama dari pembuatan dan pemusnahan ogoh-ogoh ini adalah sebagai perlambang pembersihan energi dan sifat negatif manusia, untuk menyambut tahun baru Saka dengan menjadi manusia yang lebih baik.
Pawai ogoh-ogoh secara resmi ditiadakan dari agenda tahunan prosesi hari raya Nyepi, karena mempertimbangkan faktor keselamatan dan kesehatan di tengah pandemi Covid-19.
Meski demikian, ibadah Nyepi tetap akan dilaksanakan pada hari Minggu, tanggal 14 Maret 2021 mendatang. Diharapkan dengan tidak adanya pawai ini, masyarakat tetap bisa meleburkan sifat dan energi negatif dengan hal yang dilakukan di rumah.
Itulah penjelasan mengenai asal usul, fungsi hingga makna ogoh-ogoh yang perlu kamu ketahui. Semoga pandemi segera berakhir supaya kita bisa menyaksikan kembali pawai ogoh-ogoh, ya!
Kontributor : I Made Rendika Ardian