Gagal Operasi Hidung, Seorang Dokter Klinik Kecantikan di Rusia Dibui

Kamis, 11 Maret 2021 | 14:23 WIB
Gagal Operasi Hidung, Seorang Dokter Klinik Kecantikan di Rusia Dibui
Ilustrasi perawat (Pexels/skeeze)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang bos klinik bedah kosmetik di Rusia dipenjara setelah hampir membunuh seorang pasien pasca operasi hidung yang justru membuatnya rusak.

Menyadur The Sun, Kamis (11/3/2021) Karolina Sarkisyan menderita pendarahan hebat, pembengkakan di sekujur tubuhnya dan gagal napas setelah operasi di Moskow pada 2018.

Karolina, 25 tahun saat itu, dilarikan ke rumah sakit lain dan menghabiskan sembilan hari dalam keadaan koma ketika para dokter berjuang untuk menyelamatkan hidupnya.

Setelah kejadian tersebut kemudian terungkap bahwa klinik kecantikan milik Dr Gulnara Shah tidak memiliki izin untuk melakukan operasi tersebut.

Baca Juga: Dijuluki Wasit Paling Seksi, Ekaterina Kostyunina Pamer Pose Telanjang

Pihak berwenang juga menemukan bahwa peralatan medis yang diperlukan tidak tersedia dan staf tidak dapat memantau pasien sepanjang waktu.

Shah, yang ditahan sebagai tahanan rumah menunggu penyelidikan, minggu ini dinyatakan bersalah karena kelalaian medis.

Wanita 57 tahun tersebut dipenjara selama satu tahun sepuluh bulan, dan dilarang praktik medis selama dua tahun.

Shah juga diperintahkan untuk membayar kompensasi kepada korban sebesar 5.500 poundsterling (Rp 110,2 juta), lapor situs berita medis Medvestnik.

Karolina menghabiskan tiga minggu di rumah sakit dan membutuhkan rehabilitasi yang memakan waktu cukup lama, menurut laporan.

Baca Juga: Bulu Anjing di Rusia Kini Warna-Warni, Apa Penyebabnya?

Karolina awalnya melakukan apa yang dimaksudkan sebagai operasi "kecil" untuk memperbaiki septum yang menyimpang yang membuatnya sulit bernapas. Dia juga ingin menghilangkan punuk di hidungnya agar lebih melengkung.

Dia memilih ahli bedah Gevorg Stepanyan untuk melakukan operasi, berdasarkan pengalaman dan ulasan positif pasien

Setelah bangun dari operasi, Karolina "mulai berhalusinasi" sebelum menderita gagal napas, cairan di paru-paru dan bengkak di sekujur tubuhnya.

Staf tidak dapat menghentikan kondisinya yang memburuk sehingga memanggil ambulans.

Klinik awalnya mengklaim dia menderita "reaksi alergi" terhadap obat-obatan.

Faktanya, tenaga medis di rumah sakit menemukan, pangkal tengkoraknya tertusuk selama prosedur, menyebabkan pendarahan hebat yang gagal didiagnosis oleh tim bedah.

Saat dia terbaring dalam keadaan koma, keluarga Karolina mengatakan dia telah menentang keinginan mereka untuk dioperasi.

"Dia sangat cantik. Dia cantik. Dia tidak perlu melakukan operasi plastik." ujar Marina, ibu dari Karolina.

Setahun setelah operasi, ahli bedah Gevorg Stepanyan melarikan diri ke luar negeri ketika dia sedang diselidiki karena diduga melukai pasiennya.

Dua staf klinik lainnya ditempatkan di bawah tahanan rumah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI