Komando Pasukan Luar Angkasa Prancis, Commandement de l'Espace (CdE) dibentuk pada tahun 2019 dan ditargetkan memiliki 500 personel pada tahun 2025.
Investasi dalam program luar angkasa ini ditetapkan mencapai € 4,3 miliar (Rp 73, 7 triliun) dalam periode enam tahun, ini berarti hanya sebagian kecil dari apa yang dikeluarkan oleh AS dan Cina.
"Sekutu dan musuh kami sedang memiliterisasi ruang angkasa ... kami perlu bertindak," kata Menteri Pertahanan Florence Parly pada tahun 2019.
Prancis juga berencana mengembangkan senjata laser anti-satelit dan memperkuat kemampuan pengawasan di daerah yang diyakini bisa menjadi area konfrontasi utama antara kekuatan-kekuatan di Bumi.
Potensi ancaman Pada tahun 2017, "satelit mata-mata" Rusia mencoba mendekati satelit Prancis-Italia, yang oleh Paris disebut sebagai "tindakan spionase".
Olymp-K Rusia berusaha mencegat transmisi dari satelit Athena-Fidus yang digunakan oleh tentara Italia dan Prancis untuk melakukan komunikasi yang aman.
Tahun lalu, AS menuduh Rusia telah "melakukan tes non-destruktif senjata anti-satelit dari luar angkasa."
Latihan militer yang dilakukan pekan ini adalah bagian dari strategi pemerintah Prancis untuk menjadikan negara itu memiliki kekuatan luar angkasa terbesar ketiga di dunia. pkp/ gtp (AFP, EFE, Interfax)

Baca Juga: Pertama Kalinya, Badai Luar Angkasa Terdeteksi di Kutub Utara