Jejak Gelap Eritrea Dalam Perang Ethiopia

Rabu, 10 Maret 2021 | 12:09 WIB
Jejak Gelap Eritrea Dalam Perang Ethiopia
DW
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Hanya dalam beberapa pekan, dia dan Presiden Isaias Afwerki menandatangani deklarasi damai. Perang yang menewaskan sekitar 80.000 orang itu berakhir pada Desember 2000.

Tapi kecurigaan dan rasa tidak percaya antara Eritrea dan TPLF menetap. Perjanjian damai yang dijalin Etiopia dan Eritrea menempatkan TPLF dalam posisi sulit, terapit di antara musuh di utara dan sekutu yang dianggap membelot di Addis Ababa.

Tapi perdamaian yang melambungkan nama Abiy sampai memenangkan Nobel Perdamaian pada 2019 itu membuahkan ketegangan baru dengan Tigray.

Sang perdana menteri melihat TPLF sebagai hambatan utama bagi kebijakan reformasinya.

TPLF akhirnya keluar dari pemerintahan setelah Abiy membubarkan koalisi dan menggelar pemilihan umum.

Kejahatan perang

Perang yang dilancarkan Abiy di Tigray turut mengundang campur tangan Eritrea, Bahkan otoritas lokal yang ditunjuk Addis Ababa mengakui keberadaan militer jiran dan meminta agar mereka dipulangkan.

Namun begitu, kedua negara membantah keberadaan serdadu Eritrea di Tigray. Organisasi HAM Amnesty International mengatakan pasukan Eritrea membunuh ratusan penduduk di kota Axum.

Adapun kantor berita AFP melaporkan, sebanyak 164 penduduk tewas dibantai di desa Dengolat, menurut catatan gereja lokal.

Baca Juga: Ketahui Manfaat Biji Teff, Superfood dari Tanah Ethiopia

Roland Marchal, pengamat Afrika di Pusat Riset Internasional di Paris, Prancis, menilai Eritrea berusaha mendulang untung dengan "menduduki wilayah yang mereka klaim dan memulangkan paksa pengungsi Eritrea karena dianggap sebagai ancaman.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI