Suara.com - Sersan Dua Aprilia Manganang, mantan atlet bola voli putri telah menjalani tindakan korektif atau corrective surgery di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, untuk memperbaiki kelainan hipospadia yang dimilikinya sejak lahir.
Menjalani hidup dengan perundungan, Aprilia kini bersyukur bisa menampilkan jati dirinya sebagai seorang pria.
Sebagai informasi, hipospadia adalah istilah untuk menjelaskan kondisi lubang kencing penis seseorang terletak pada bagian bahwa organ. Kelainan tersebut sudah ada sejak Aprilia lahir pada 1992 silam hingga membuatnya dinyatakan sebagai wanita hingga beranjak dewasa.
Meski tercatat dalam data kependudukan sebagai wanita, namun tubuhnya tidak dapat menahan perkembangan hormon yang lebih condong kepada laki-laki.
Baca Juga: Jenderal Andika Jelaskan Jenis Kelamin Serda Aprilia Manganang
Tepat di usia 28 tahun, Aprilia pun menjalani tindakan korektif atau corrective surgery di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta sejak Februari 2021.
Itu dilakukan Aprilia setelah mendapatkan bantuan dari Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa yang mendengar adanya perubahan pada tubuh Aprilia.
"Ini momen yang sangat saya tunggu, bahagia banget. Puji Tuhan Yesus saya bisa lewati ini dan saya bersyukur Tuhan pakai bapak dan ibu untuk pertemukan saya," kata Aprilia melalui video konferensi di Mabes TNI AD, Jakarta Pusat, Selasa (9/3/2021).
"Saya terima kasih ke dokter yang sudah bantu saya, saya sangat bahagia selama 28 tahun saya menunggu keinginan saya dan akhirnya tahun ini tercapai. Izin terima kasih bapak," tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Andika menegaskan kalau kasus seperti Aprilia itu bukan termasuk kelompok transgender. Aprilia hanya memperbaiki kondisi organ vitalnya yang memiliki kelainan sehingga sempat dianggap sebagai wanita.
Baca Juga: Jenderal Andika Perkasa Naik Kuda Minta Diskon, Endingnya Mengejutkan
Andika mengungkapkan kalau Aprilia sangat senang bisa menjalani tindakan korektif. Sebab, selama hidupnya anggota Korps Wanita Angkatan Darat (Kowad) itu kerap menerima perundungan.
"Dia sering jadi objek bully. Ada saja yang sekarang pun enggak punya rem, apa yang dilihat (pada tubuh Aprilia) langsung ditanyakan sehingga Sersan Manganang cenderung menjauh," ungkapnya.
Melihat Aprilia cukup kesulitan dalam menjalani hidup itulah maka Andika menawarkan bantuan untuk menjalani corrective surgery itu.
"Tapi kami juga tidak ingin rekayasa makanya kita gunakan mekanisme scientist, cukup bagus faskes kami."