Suara.com - Tiga pria gay yang terlibat dalam hubungan poliamori, Ian Jenkins, Alan dan Jeremy kini berusaha membubuhkan masing-masing nama belakang pada dua anak yang mereka besarkan bersama.
Menyadur CNN Selasa (09/03) ketiganya sudah menjalani proses hukum yang melelahkan dan juga mahal agar bisa menambahkan nama belakangnya secara sah.
"Tapi kami berharap orang lain bisa mendapat manfaat dari pengalaman yang kami miliki," katanya kepada CNN dalam wawancara baru-baru ini.
"Dan itu jadi lebih mudah, lebih murah dan tidak terlalu membuat stres bagi mereka."
Baca Juga: Kisah Mantan Pendeta Gay di Gereja Ortodoks Rusia, Kini Jadi Ateis
Bagi mereka, aturan dua nama orangtua dalam dokumen tersebut akan menyangkal hak hukum ayah ketiga sehubungan dengan anak tersebut.
Jenkins mencurahkan semua pengalaman ini dalam bukunya yang berjudul 'Three Dads and a Baby'.
Ia menceritakan bagaimana ia dan mitranya, Alan dan Jeremy berjuang sejak mencari ibu pengganti dan berusaha mengubah sistem yang ditujukan untuk pasangan heterogen.
"Dengan suara ketiga di meja, percakapan kami tentang pengasuhan mulai berubah. Kami tidak memiliki ovarium," tulisnya di buku.
Keluarga di California Selatan ini cukup unik karena anggotanya terdiri dari tiga ayah, dua ibu pengganti dan satu donor sel telur.
Baca Juga: Rabbi Yahudi Ortodoks: Vaksin Covid-19 Ubah Lelaki Jadi Gay
Mereka ini sudah hidup dalam hubungan poliamori selama 8 tahun. Meski begiitu, segalanya tak selalu mulus bagi pria-pria ini.
Dalam bukunya dijelaskan bahwa saat remaja, Jenkins tersiksa dengan orientasi seksualnya. Ia juga tak membayangkan bisa mencintai sesama pria secara terbuka.