dw

Usai Dikepung Aparat, Ratusan Demonstran Myanmar Akhirnya Dibebaskan

Siswanto | Deutsche Welle
Usai Dikepung Aparat, Ratusan Demonstran Myanmar Akhirnya Dibebaskan
DW

Sekitar 200 anak muda pengunjuk rasa di distrik Sanchaung, Yangon, akhirnya diizinkan pulang setelah sempat dikepung pasukan keamanan.

Lima media ini dinilai telah melakukan liputan luas tentang aksi unjuk rasa di Myanmar, sering kali menayangkan siaran langsung secara online.

Dilaporkan kantor Myanmar Now digerebek oleh pihak berwenang pada hari Senin (08/03), tepat sebelum keputusan itu diumumkan.

Sementara DVB mengatakan tidak terkejut dengan pencabutan izin tersebut dan akan melanjutkan siarannya di TV satelit dan online.

"Kami mengkhawatirkan keselamatan reporter dan staf kami, tetapi di masa pemberontakan saat ini, seluruh negara telah menjadi jurnalis dan tidak ada cara bagi otoritas militer untuk menutup arus informasi," kata Direktur Eksekutif DVB Aye Chan Naing.

Baca Juga: Junta Militer Myanmar Lakukan Pengeboman ke Warga Sipil, DPR RI Beri Kecaman

Sejak kudeta 1 Februari lalu, pemerintah Myanmar telah menahan puluhan jurnalis termasuk reporter Myanmar Now dan Thein Zaw dari AP.

Keduanya telah didakwa di bawah hukum ketertiban umum dengan ancaman hukuman hingga tiga tahun penjara.

Inggris serukan pembebasan Aung San Suu Kyi Duta Besar Myanmar untuk Inggris, Kyaw Zwar Min, mengatakan pemerintah harus membebaskan pemimpin sipil yang ditahan, Aung San Suu Kyi, dan Presiden Win Myint.

Seruannya lantas mendapat pujian dari Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab atas "keberaniannya" dalam menanggapi kudeta militer di Myanmar.

"Jawaban atas krisis saat ini hanya ada di meja perundingan," kata Zwar Min setelah pertemuan dengan Raab dan Menteri Inggris untuk Asia, Nigel Adams.

Baca Juga: Israel Pertimbangkan Buka Akses Bantuan ke Gaza Guna Hindari Tuntutan Hukum

Inggris merupakan salah satu negara yang menyerukan pembebasan Suu Kyi dan menuntut pemulihan demokrasi di Myanmar.