Suara.com - Kubu Habib Rizieq Shihab berencana menghadirkan satu saksi ahli dalam sidang gugatan praperadilan terkait penangkapan serta penahanan dalam kasus pelanggaran protokol kesehatan, Rabu (10/3/2021) besok. Tak hanya itu, kubu termohon yakni pihak kepolisian juga akan melakukam upaya serupa.
Juju Purwanto selaku kuasa hukum Rizieq menyatakan, pihaknya akan menghadirkan satu saksi ahli pidana. Meski demikian, dia belum menyebut siapa yang nantinya akan memberikan keterangan dalam sidang esok hari.
"Pihak termohon juga rencanakan hadirkan ahli, ada satu orang ahli, dan kami pemohon juga akan menghadirkan ahli pidana satu orang," kata Juju di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (9/3/2021) hari ini.
Sedianya saksi ahli tersebut akan memberikan keterangan pada hari ini. Karena berhalangan hadir, maka kubu Rizieq memohon pada hakim tunggal Suharno agar pemeriksaan dilakukan di sidang berikutnya.
Baca Juga: Digugat Habib Rizieq, Pihak Polri Hari Ini Beberkan Bukti-bukti ke Sidang
"Rencananya menghadirkan saksi fakta dan ahli satu. Tapi saksi ahli berhalangan hadir sehingga kami mohonkan kepada hakim tunggal untuk ditunda sidang besok hari," kata dia.
Saksi Fakta
Di ruang sidang, Kurnia Tri Royani duduk sebagai saksi fakta yang mengetahui saat Rizieq datang ke Mapolda Metro Jaya sebagai tersangka kasus pelanggaran protokol kesehatan.
Kurnia merupakan salah satu anggota yang tergabung dalam tim kuasa hukum Rizieq Shihab. Kepada hakim tunggal Suharno, dia menjelaskan soal penetapan status tersangka dan penahanan terhadap Rizieq pada 12 Desember 2020 lalu.
Semula, hakim Suharno bertanya pada Kurnia apakah dia mengetahui adanya surat panggilan terhadap Rizieq oleh pihak kepolisian. Kepada hakim, dia hanya mengetahui jika surat panggilan berkaitan dengan status Rizieq sebagai tersangka.
Baca Juga: Kuasa Hukum Minta Hakim Keluarkan Habib Rizieq dari Penjara
"Surat Pamggilan terhadap pemohon, anda tahu?" tanya Suharno di ruang sidang utama.
"Untuk sebagai tersangka. Panggilan sebagai tersangka," jawab Kurnia.
Suharno lantas meminta Kurnia untuk menjelaskan proses penangkapan Rizieq di Mapolda Metro Jaya hingga terjadinya penahanan terhadap sang begawan. Menurut Kurnia, peristiwa itu berlangsung secara dramatis.
"Saya merasa peristiwa itu sangat dramatis," beber Kurnia.
Kurnia membeberkan, dramatisnya peristiwa itu lantaran adanya penjagaan ketat yang dilakukan oleh pihak kepolisian. Bahkan, lanjut dia, penjagaan juga dilakukan hingga Rizieq keluar dari ruang pemeriksaan seraya mengenakan rompi tahanan -- tentunya juga menyandang status tersangka.
"Jadi kenapa saya katakan dramatis, sepanjang kita pendampingan orang biasa, tidak seperti itu. Penjagaan seperti itu super ketat. Dramatis itu sampai beliau ditangkap dan ditahan," jelasnya.
Sukarela Serahkan Diri
Kurnia menyatakan, Rizieq datang ke Mapolda Metro Jaya pada 12 Desember 2020 secara sukarela. Saat itu, Rizieq datang memenuhi panggilan penyidik Polda Metro Jaya sebagai tersangka dalam kasus pelanggaran protokol kesehatan.
"Kedatanganya sukarela sesuai keinginan Habib Rizieq. (Pemanggilan) untuk sebagai tersangka, panggilan sebagai tersangka," kata Kurnia di ruang sidang utama.
Kurnia, yang juga menjadi bagian dari tim kuasa hukum Rizieq turut berada di lokasi. Menurut dia, meski kliennya punya banyak kuasa hukum, namun hanya beberapa saja yang bisa mendampingi Rizieq saat diperiksa.
"Pemangkapan yang dimaksud. Kami ini dari beberapa lapis, hanya ada beberapa yang dekat dengan Habib Rizieq. Jam 12, beliau dalam kondisi tangan borgol, pakai jeket warna kuning. Dengan kerumunan yang banyak," jelasnya.
Dengan demikian, Kurnia menilai bahwa penahanan terhadap Rizieq begitu politis. Sebab, dia melihat bahwa hukum tidak berpihak terhadap sang begawan.
"Sebenarnya hukum tidak merugikan siapa pun, hukum itu memberikan keadilan. Yang saya lihat sebagai tugas saya sebagai pengacara, penangkapan ini terlalu politis yang mulia," pungkas dia.