Rocky Gerung Bandingkan Etika Prajurit Gatot Nurmantyo - Moeldoko

Minggu, 07 Maret 2021 | 14:34 WIB
Rocky Gerung Bandingkan Etika Prajurit Gatot Nurmantyo - Moeldoko
Ketua Umum Partai Demokrat, Moeldoko, versi KLB Deli Serang, Sumatera Utara. [Dok.Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pengamat politik Rocky Gerung menyoroti pengakuan eks panglima TNI Gatot Nurmantyo yang mengklaim pernah ditawari posisi sebagai Ketua Umum Partai Demokrat dengan cara KLB.

Hal itu langsung membuat Rocky Gerung membandingkan antara Gatot Nurmantyo dengan Moeldoko yang belum lama ini ditetapkan sebagai ketua umum lewat KLB Demokrat di Deli Serdang.

Rocky Gerung mengkritik keras etika politik Moeldoko lewat video yang disiarkan dalam saluran YouTube miliknya pada Minggu (7/3/2021).

"Paling tidak, ada yang etis. Moeldoko dibesarkan oleh SBY tapi mengkudeta anaknya. Kalau mau, (Moeldoko harusnya) kudeta SBY waktu itu. Pak Gatot Nurmantyo ngerti Etika Politik. Pemimpin itu harus mengerti etika politik," kata Rocky Gerung seperti dikutip Suara.com.

Baca Juga: Moeldoko Jadi Ketum Demokrat Versi KLB, Pengamat: Untungkan Jokowi

"Senang Gatot Nurmantyo akhirnya berkomentar. Orang tunggu Gatot Nurmantyo karena dia tokoh yang diincar istana, tapi dia mampu membaca negara ini defisit dalam etika politik. Moeldoko defisit paling besar," sambungnya tegas.

Rocky Gerung soal Mahfud MD ungkit PKB Cak Imin dan PKB Gus Dur (YouTube).
Rocky Gerung soal Mahfud MD ungkit PKB Cak Imin dan PKB Gus Dur (YouTube).

Rocky Gerung kemudian mengungkit keberadaan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMMI) yang 2020 lalu sempat menggema dan salah satunya dideklarasikan oleh Gatot Nurmantyo.

"KAMMI yang dipimpin Gatot Nurmantyo mengembalikan moral publik, etika publik, (itu) yang harus kita banggakan," tukasnya.

Sama-sama pernah menduduki jabatan tinggi di TNI, tetapi sikap Gatot Nurmantyo dan Moeldoko menurut Rocky Gerung sangat berbeda.

Kata dia, etika keprajuritan Moeldoko tiba-tiba lenyap. Berbeda dengan Gatot Nurmantyo yang dipujinya karena teguh dengan prinsip dan enggan terbawa permainan politik.

Baca Juga: AHY Sentil Moeldoko: Hanya Ingin Memiliki Demokrat Bukan Karena Cinta

"Padahal sama-sama mantan TNI panglima, dididik di dalam etika keprajuritan yang punya intergritas. Tapi mengapa yang masuk istana etika keprajuritan tiba-tiba lenyap," paparnya menyindir Moeldoko.

"Sementara Gatot Nurmantyo yang justru diincar istana gak mau menyerah dalam etika keprajuritan. Beliau ngerti prinsip kesaptamargaan. Bahwa harus lurus tidak boleh menjadi permaian politik," tandas Rocky Gerung.

Gatot Nurmantyo Juga Pernah Ditawari 'Proyek Besar' Mengkudeta Demokrat

Gatot Nurmantyo mengaku pernah ditawari 'proyek besar' yang ternyata adalah menjadi Ketua Umum Partai Demokrat namun dengan cara KLB. Tawaran itu, kata Gatot, langsung ditolak sebab dianggap tidak lazim.

Dia mengungkapkan hal itu lewat Channel Youtube Bang Arief. Gatot bahkan memperkirakan ada tokoh-tokoh besar lain yang diduga mendapatkan tawaran serupa seperti Gatot dan lainnya. Namun Gatot tidak mengungkap siapa saja yang mendapatkan tawaran serupa.

Atas tawaran tersebut, Gatot menjelaskan jika tawaran tersebut tentu akan menjadi daya tarik bagi siapapun yang mendapatkannya. Menurutnya, Siapa yang tidak mau menjadi Ketum Demokrat? Namun, ada etikanya bukan dengan cara tersebut.

"Saya bilang terima kasih, tetapi moral dan etika saya tidak bisa menerima dengan cara seperti itu. Akhirnya…. Saya bilang sudahlah, tidak usah bicara itu lagi," kata dia.

Adanya proyek kudeta Demokrat sendiri merupakan kondisi politik nasional yang benar adanya, semuanya berubah dengan menjalankan cara-cara yang tidak sesuai etika hanya demi kekuasaan.

"Masalah politik….. Contohnya yang sekarang inilah, Demokrat mau diambil… Jadi ngapain kita cape-cape bikin partai, iya kan. Kita tunggu sajalah, nanti kita rebut dengan cara seperti ini. Ya, sekarang-sekarang ini. Ini kan politik yang tidak sehat seperti ini. Kemudian saya katakan, politik kita sudah menyimpang dari Pancasila," kata Gatot.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI