Putrinya Kawin Lari dengan Lelaki Pilihannya, Ayah Tega Cekik hingga Tewas

Sabtu, 06 Maret 2021 | 15:15 WIB
Putrinya Kawin Lari dengan Lelaki Pilihannya, Ayah Tega Cekik hingga Tewas
Ilustrasi pernikahan India. (Pexels/Viresh Studio Photo)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang ayah di India tega menghabisi nyawa putrinya sendiri "demi kehormatan" setelah dia kawin lari dengan pacarnya yang tidak direstui keluarganya.

Menyadur The Sun, Sabtu (6/3/2021) Shankar Lal Saini (50), membunuh putrinya yang bernama Pinki hanya beberapa hari setelah dia kawin lari dengan kekasihnya, menyusul pernikahan paksa dengan pria lain.

Polisi India mengatakan Pinki sebelumnya dijodohkan dengan seorang pria yang ia tidak sukai pada 16 Februari tetapi kembali ke rumah orang tuanya tiga hari kemudian.

Gadis 18 tahun tersebut kemudian melarikan diri dengan pacarnya Roshan Mahawar (24) ke Jaipur dan menikah pada 21 Februari.

Baca Juga: Viral Polisi Paksa 4 Gadis Menari Telanjang, Pemerintah Turun Tangan

Lima hari kemudian pasangan itu muncul di hadapan Pengadilan Tinggi Rajasthan di mana para pejabat memerintahkan mereka diberi perlindungan polisi, menurut The Indian Express.

Mereka kemudian pulang ke Dausa pada 1 Maret tetapi keluarga Pinki berhasil melacak lokasinya dan segera membawanya pulang.

Ketika sang ayah "secara paksa" berhasil menculiknya, ia kemudia terlibat cekcok hingga tega mencekik putrinya hingga tewas.

Pencarian diluncurkan untuk menemukan Pinki, tetapi Saini akhirnya menyerahkan diri kepada polisi segera setelah itu dan mengaku membunuh putrinya.

Petugas menemukan jasad Pinki di rumahnya dan mengatakan penyebab kematian tampaknya "tercekik".

Baca Juga: Ajaib! Seorang Pemuda Diyakini Tewas, Hidup Kembali Sebelum Diotopsi

Kasus pembunuhan telah didaftarkan terhadap Saini, yang ditahan di Polres Kotwali, dan kemungkinan keterlibatan orang lain sedang diselidiki.

Pengacara Pinki dan Roshan menyalahkan "kelalaian besar" polisi atas pembunuhan itu karena mereka terikat oleh Pengadilan Tinggi untuk melindungi pasangan itu.

Setelah penculikan Pinki, keluarga Roshan memulai proses pidana terhadap 11 orang, termasuk ayah Pinki, paman, dan kerabat lainnya.

Mereka menuduh bahwa Saini dan "15 sampai 20 orang lainnya" telah secara paksa membawanya pergi, juga menggunakan kata-kata diskriminatif dan merusak rumah mereka.

Nawal Singh Sikarwar, yang mewakili Pinki dan Roshan di pengadilan, mengatakan: "Ini adalah kelalaian besar polisi bahwa meskipun perintah Pengadilan Tinggi memberikan perlindungan kepada pasangan tersebut, Pinki diculik dan dibunuh.

"Pasangan itu telah mengatakan kepada pengadilan bahwa mereka mengkhawatirkan keselamatan mereka, dan ingin hidup satu sama lain atas kehendak bebas mereka sendiri."

Roshan mengungkapkan jika dirinya kini merasa khawatir akan keselamatannya. "Saya tahu mereka mungkin membunuh Pinki. Saya telah memberi tahu polisi tentang hal ini ketika keluarga Pinki membawanya pergi.

"Tapi mereka (polisi) mengatakan bahwa bagaimanapun juga, orang tuanya yang telah membawa pergi Pinki, dan mereka akan membawanya ke pengadilan pada sidang berikutnya.

"Saya menangis dan memohon kepada polisi, tetapi mereka tidak menanggapi kekhawatiran saya dengan serius. Saya sekarang takut akan hidup saya." ujarnya kepada The Indian Express.

Aktivis dan kelompok masyarakat sipil menuntut tindakan terhadap polisi yang dinilai memalukan.

"Ini memalukan. Itu juga mengekspos komitmen polisi dan pemerintah Rajasthan terhadap keamanan wanita. Meskipun ada perintah Pengadilan Tinggi kepada polisi untuk melindungi pasangan itu, Pinki Saini dibunuh secara brutal," ujar Kavita Srivastava, presiden unit Rajasthan dari Persatuan Rakyat untuk Kebebasan Sipil (PUCL).

"Kami menuntut penangguhan petugas polisi termasuk Petugas Lingkar, Dausa, Dausa SP, dan SHO Polsek Kotwali," tegasnya.

Petugas Deepak Kumar mengatakan polisi Dausa tidak mengetahui perintah Pengadilan Tinggi untuk memberikan perlindungan kepada pasangan tersebut.

Insiden ini menambah panjang kasus "pembunuhan demi kehormatan" di Rajasthan. Pada minggu yang sama, seorang pria di Hardoi, Uttar Pradesh, memenggal kepala putrinya yang berusia 17 tahun karena hubungannya dengan seorang pria.

Dia diduga memenggal gadis berusia 17 tahun itu karena tidak menyetujui hubungan yang dijalin oleh pria pilihannya tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI