"Kami hanya melakukan ini untuk memastikan anak-anak kami aman. Kami tidak ingin mereka sakit dan tidak ada ruginya jika kami mengikuti keyakinan ini." sambungnya.
Dia menggambarkan dampak generasi dari pernikahan yang tidak ortodoks, menyarankan si kembar harus memenuhi takdir perkawinan mereka sehingga anak-anak mereka di masa depan dapat tumbuh dengan sehat.
"Saya merasa sangat beruntung memiliki anak kembar tetapi saya khawatir ada sesuatu yang mengikuti mereka dari kehidupan mereka sebelumnya," jelas ibu mereka.
"Keyakinan kami adalah bahwa mereka harus menikah untuk membersihkan karma itu." sambungnya.
Terlepas dari keyakinan, pernikahan si kembar tersebut tidak sah secara hukum dan hanya diatur untuk keperluan seremonial.
Thailand memiliki populasi Buddha terbesar kedua di dunia dan agama tersebut tetap memiliki pengaruh signifikan atas budaya dan masyarakat negara tersebut.