Suara.com - Setahun sudah pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Berbagai upaya dan kebijakan telah diambil dalam rangka pengendalian pandemi tersebut, sekaligus untuk menjaga kondisi ekonomi dan sosial tetap stabil. Meski demikian, tentu tak sedikit juga publik yang masih ingat betul pernyataan kontroversial pejabat publik atau organisasi ketika awal deteksi pada Maret tahun 2020 lalu.
Pernyataan kontroversial pejabat tersebut terdokumentasi dengan baik di berbagai media, dan tentu akan menarik untuk melihatnya kembali.
Berikut pernyataan kontroversial pejabat di awal pandemi.
"Virus Corona tidak masuk ke Indonesia karena setiap hari kita makan nasi kucing, jadi kebal"
Baca Juga: Update 2 Maret 2021: Kasus Positif Covid-19 Bertambah 5.712 Pasien
Menteri Perhubungan Budi Karya pernah melontarkan guyonan mengenai virus ini. Ia menyatakan bahwa virus Corona tidak masuk ke Indonesia, karena masyarakat mengkonsumsi nasi kucing sehingga menjadi kebal.
‘Tapi (ini) guyonan sama Pak Presiden ya, Insya Allah ya, virus Corona tidak masuk ke Indonesia karena setiap hari kita makan nasi kucing, jadi kebal.’
Pernyataan ini sendiri disampaikan Budi Karya pada bulan Februari 2020 lalu pada peringatan Hari Pendidikan Tinggi Teknik ke-74 di Grha Sabha Pramana, UGM.
Pencegahan virus dengan memperbanyak wudhu dan baca Qunut saat sholat
Majelis Ulama Indonesia sendiri juga sempat melontarkan pernyataan yang cukup kontroversial pada saat awal pandemi melanda Indonesia. Pada beberapa pernyataannya, pihak MUI menghimbau kepada seluruh umat Islam yang ada di Indonesia untuk menjalankan ibadah salat lima waktu dengan tertib. Proses wudhu yang dilakukan dikatakan dapat membantu mencegah penyebaran virus, sekaligus dengan pembacaan Qunut ketika melakukan shalat.
Baca Juga: Setahun Pandemi Covid-19, DIY Berjuang Pulihkan Ekonomi dan Pariwisata
"Saya kira karena doamu, doa kita semua lah"
Mantan Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto, juga sempat menyampaikan pernyataan yang cukup unik pada medio bulan Februari 2020 lalu. Ia menyatakan bahwa Corona tidak masuk ke Indonesia karena doa yang dipanjatkan oleh masyarakat secara menyeluruh.
"Saya kira karena doamu, doa kita semua lah. Kita jangan meremehkan kalau sesuatu menyangsikan diri sendiri, dosa," demikian tutur Terawan pada Selasa, 11 Februari 2020 lalu.
"Karena perizinan di Indonesia berbelit-belit maka virus Corona tak bisa masuk"
Well, pernyataan ini sebenarnya disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Kelakar ini disampaikan Airlangga kepada Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD, dan kemudian diunggah melalui akun Twitter pribadi beliau.
‘Dalam kelakarnya, Menko Perekonomian Airlangga bilang : karena perizinan di Indonesia berbelit-belit maka virus Corona tak bisa masuk. Tapi omnibus law tentang perizinan lapangan kerja jalan terus.’
Cuitan ini sendiri sempat mendapat banyak tanggapan publik pada tanggal 15 Februari 2020 silam. Sedikitnya terdata sebanyak 1000 likes sudah menanggapi cuitan tersebut, pada tempo satu jam setelah diunggah oleh Mahfud MD.
Pernyataan Mengenai Diskon Insentif Pariwisata
Tidak main-main, sosok yang menyampaikan wacana ini ke publik adalah Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pernyataan ini disampaikan pada 17 Februari 2020 lalu, yang secara garis besar menyatakan bahwa ada wacana memberikan diskon untuk sektor pariwisata agar kembali bergairah. Padahal di waktu yang sama, banyak negara sudah mulai menutup akses masuk dan keluar ke wilayah negara tersebut.
‘Kemudian yang kedua mengenai stimulus untuk dunia pariwisata kita dalam menghadapi Corona. Saya tadi pagi telah bertemu dengan Menteri Keuangan kemungkinan ini masih kita hitung bersama-sama sore hari ini untuk memberikan diskon insentif bagi Wisman yaitu 30% dari tarif riil. Tapi nanti kita putuskan, ini belum diputuskan.’
Ketika dilontarkan ke publik, pernyataan ini mendapat berbagai respon. Ada yang menyetujuinya, ada pula yang menentang dengan alasan resiko yang tinggi jika wisatawan mancanegara diperbolehkan masuk ke wilayah RI.
Demikian tadi pernyataan kontroversial pejabat seputar virus Corona pada medio Februari hingga Maret 2020 lalu. Publik tentu patut mengapresiasi optimisme yang dimiliki oleh tokoh publik, namun di waktu yang sama tetap meningkatkan kewaspadaan. Kini ketika kondisi sudah berjalan kurang lebih satu tahun, publik kembali diajak bekerja sama untuk turut mendukung upaya pemerintah mengendalikan pandemi yang terjadi.
Kontributor : I Made Rendika Ardian