Ikon Perlawanan Myanmar, Suster Berlutut agar Militer Tak Tembak Demonstran

Selasa, 02 Maret 2021 | 13:47 WIB
Ikon Perlawanan Myanmar, Suster Berlutut agar Militer Tak Tembak Demonstran
Seorang suster Katolik bernama Nu Thawng dari ordo Saint Francis Xavier, kekinian menjadi ikon perlawanan rakyat Myanmar terhadap junta militer. Itu setelah fotonya berlutut agar militer tak menembaki demonstran viral di dunia.[Twitter]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang suster Katolik bernama Nu Thawng dari ordo Saint Francis Xavier, kekinian menjadi ikon perlawanan rakyat Myanmar terhadap junta militer setelah yang disebut terakhir melakukan kudeta serta menahan mayoritas pemimpin sipil.

Suster Nu Thawng SFX menjadi ikon perlawanan Myanmar dan mendunia, setelah fotonya yang berlutut di hadapan militer serta polisi Myanmar tersebar di media-media sosial.

Dalam sejumlah foto yang disebar Kardinal Charles Bo tersebut, tampak Suster nu Thawng SFX menangis sembari berlutut di hadapan aparat militer Myanmar yang sedang berhadap-hadapan dengan demonstran.

Berdasarkan keterangan Kardinal Charles Bo, sang suster berlutut agar militer serta polisi Myanmar berhenti menembaki demonstran tak bersenjata.

"Suster Nu Thawng, seorang biarawati SFX, memohon kepada kepolisian untuk tidak menembak warga sipil yang memprotes kebebasan, hak asasi manusia, dan kebebasan mereka." tulis Kardinal Charles Bo seperti dikutip Suara.com, Selasa (2/3/2021).

Seorang suster Katolik bernama Nu Thawng dari ordo Saint Francis Xavier, kekinian menjadi ikon perlawanan rakyat Myanmar terhadap junta militer. Itu setelah fotonya berlutut agar militer tak menembaki demonstran viral di dunia. [Twitter]
Seorang suster Katolik bernama Nu Thawng dari ordo Saint Francis Xavier, kekinian menjadi ikon perlawanan rakyat Myanmar terhadap junta militer. Itu setelah fotonya berlutut agar militer tak menembaki demonstran viral di dunia. [Twitter]

Dalam foto tersebut, yang hingga kini sudah 1.600 kali disebar ulang oleh warganet, terlihat Suster Nu berlutut sambil menangis.

Di depan polisi yang dilengkapi tameng, Suster Nu tampak berlutut untuk memohon agar aparat tidak menembak warga sipil yang ikut aksi demonstrasi.

Sementara di barisan polisi juga terlihat tentara beratribut lengkap memegang sepucuk senjata, persisnya di samping sebuah truk.

18 tewas

Baca Juga: Dipecat Junta, Duta Besar Myanmar di PBB Tegaskan untuk Tetap Melawan

Para demonstran mulai turun ke jalan setelah Aung Sang Suu Kyi, pemimpin yang memenangkan pemilu diculik oleh militer pada 1 Februari 2021.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI