Militer Myanmar Tembaki Demonstran Hingga Tewas Meski Aksi Damai

Senin, 01 Maret 2021 | 19:39 WIB
Militer Myanmar Tembaki Demonstran Hingga Tewas Meski Aksi Damai
Seorang pengunjuk rasa mengacungkan salam tiga jari selama demonstrasi menentang kudeta militer di Yangon, Myanmar, Sabtu (6/2/2021). [STR / AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pihak Militer Myanmar mulai menembaki demonstran meski mereka turun dalam aksi damai. Menyadur CNN Senin (01/03) pengunjuk rasa berkerumun di belakang perisai dan barikade darurat, ketika pasukan melancarkan serangan.

Menurut kantor HAM PBB, setidaknya 18 orang tewas dan 30 orang luka-luka namun kelompok aktivis menyebut jumlah korban tewas dan korban luka lebih tinggi.

Dari gambar yang dibagikan di media sosial, seorang biarawati di Kachin utara dengan tangan terangkat berlutut di tanah dan memohon pada polisi anti huru hara untuk menghentikan aksi kekerasan itu.

"Myanmar seperti medan perang," kata Charles Maung Bo, uskup agung Yangon dan kardinal Katolik pertama Myanmar, di Twitter.

Baca Juga: Sejarah, Kisruh Panjang Aung San Suu Kyi dan Militer Myanmar

Sebelum hari Minggu pasukan keamanan menembaki pengunjuk rasa menggunakan gas air mata, ledakan bom dan granat kejut di kota-kota.

Warga Myanmar melakukan aksi protes anti kudeta terbesarnya. (dok. AFP)
Warga Myanmar melakukan aksi protes anti kudeta terbesarnya. (dok. AFP)

Seorang ahli IT bernama Nyi Nyi Aung Naing tewas di Yangon. Sehari sebelum tewas, ia sempat memposting tentang kekerasan militer di Facebook dengan tagar "#How_Many_Dead_Bodies_UN_Need_To_Take_Action".

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken mengutuk kekerasan di negara itu melalui cuitan.

"Kami mengutuk kekerasan mengerikan pasukan keamanan Burma terhadap orang-orang Burma & akan terus mempromosikan akuntabilitas bagi mereka yang bertanggung jawab."

"Kami berdiri teguh dengan orang-orang yang berani di Burma & mendorong semua negara untuk berbicara dengan satu suara untuk mendukung keinginan mereka," jelas kemenlu yang menyebut Burma, nama lawas Myanmar.

Baca Juga: Kudeta Myanmar: Apa Saja Dakwaan untuk Aung San Suu Kyi dan Win Myint?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI