Suara.com - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengajak para petani di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, untuk melakukan pengendalian (gerdal) hama dan menggunakan asuransi untuk mengantisipasi terjadinya gagal panen.
Dua langkah tersebut, menurut Syahrul, penting untuk dilakukan demi menjaga lahan selama kondisi yang tak menentu disebabkan oleh beberapa hal seperti cuaca ekstrem hingga bencana alam.
Syahrul mengatakan para petani harus mencegah hal yang bisa merugikan usahanya.
"Sektor pertanian cukup rentan terhadap sejumlah kondisi, seperti perubahan iklim, cuaca ekstrim, bencana alam, juga serangan organisme pengganggu tanaman dan hama yang bisa dicegah dengan gerdal. Tapi, agar terhindar dari kerugian, petani bisa mengasuransikan lahannya," ujar Syahrul, Sabtu (27/2/2021).
Baca Juga: Banjir di Majalengka, Kementan Nyatakan Siap Bantu Proses Mitigasi
Hal senada disampaikan Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian, Sarwo Edhy.
"Asuransi adalah bagian dari mitigasi bencana yang akan membantu petani menjaga lahan. Jika terjadi gagal panen, asuransi akan mengeluarkan klaim sebesar Rp 6 juta perhektare," jelasnya.
Dengan klaim ini, Sarwo Edhy menambahkan, petani tidak akan menderita kerugian.
"Justru petani tetap memiliki modal untuk tanam kembali. Sehingga produksi pertanian juga tidak berhenti," katanya.
Keluhan mengenai serangan gama di tengah cuaca ekstrim disampaikan para petani padi di Kabupaten Kediri. Diantaranya di Desa Doko Kecamatan Ngasem.
Baca Juga: Nilai Indeks Naik, Kementan: Status Ketahanan Pangan Indonesia Semakin Baik
Para petani mengeluhkan banyaknya serangan penyakit xanthomonas oryzae atau yang biasa disebut kresek lalat daun.