Clubhouse Jadi Sarana Pengunjuk Rasa Pro-Demokrasi di Thailand

Jum'at, 26 Februari 2021 | 07:36 WIB
Clubhouse Jadi Sarana Pengunjuk Rasa Pro-Demokrasi di Thailand
DW
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Aplikasi Clubhouse memberikan ruang diskusi gerakan pro-demokrasi Thailand yang berpikiran reformis untuk membahas topik politik yang sensitif.

Clubhouse, aplikasi bincang audio khusus antara penggunanya yang hanya bisa diakses lewat undangan, semakin populer di Thailand di tengah gerakan protes kaum muda yang terus menuntut reformasi monarki kerajaan Thailand.

Diluncurkan pada April 2020, Clubhouse baru-baru ini menjadi magnet di antara para negunjuk rasa di Thailand setelah Pavin Chachavalpongpun, seorang akademisi dan kritikus monarki Thailand yang sudah lama tinggal di Jepang, bergabung dengan platform tersebut pada 12 Februari lalu.

Kepada DW, Pavin mengatakan bahwa tindakan keras polisi terhadap aksi protes di Thailand telah berkontribusi pada meningkatnya popularitas Clubhouse yang terjadi secara tiba-tiba.

"Tidak ada diskusi terbuka ... jadi ketika tempat baru diperkenalkan, orang-orang langsung berdiskusi tentang politik," kata Pavin.

Dia telah menambahkan hampir 300.000 pengikut dalam waktu kurang dari dua minggu, dan mengatakan bahwa orang-orang di banyak ruang obrolan Clubhouse membahas soal keluarga kerajaan.

"Seolah-olah aplikasi itu dibuat untuk percakapan tentang monarki," canda Pavin.

Thaksin Shinawatra, mantan perdana menteri Thailand yang digulingkan dalam kudeta 2006, juga bergabung dalam Clubhouse dengan nama "Tony Woodsome."

Kedatangannya dalam platform sontak membuat heboh, dengan sedikitnya 50.000 orang bergabung dalam diskusi pada hari Senin (23/02) tentang politik Thailand, meskipun Thaksin menghindari beberapa pertanyaan pelik tentang gerakan pro-demokrasi dan tuntutannya untuk reformasi monarki.

Baca Juga: Peluncuran Clubhouse Android Kian Dekat

Di Negeri Gajah Putih sendiri, kritik terhadap raja dan monarki adalah hal tabu.

REKOMENDASI

TERKINI