Ketika Tato Jadi Bentuk Pemberontakan Baru Warga Myanmar

Kamis, 25 Februari 2021 | 16:40 WIB
Ketika Tato Jadi Bentuk Pemberontakan Baru Warga Myanmar
Aung San Suu Kyi. Ye Aung THU / AFP
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penolakan warga Myamar atas kudeta militer di tanah kelahirannya belum padam. Semakin hari, warga yang menentang militer semakin kreatif dalam penyampaikan pendapat.

Kini banyak warga yang menyerbu studio tato untuk merajah tubuhnya dengan wajah pemimpin junjungan mereka, Aung San Suu Kyi.

Menyadur Guardian Kamis (25/02) seorang seniman tato yang kerap dipanggil Ye mengungkap, ia menggambar wajah 'Ibu Suu' tiga kali lebih banyak dalam tiga minggu terakhir ketimbang 19 tahun sebagai seniman.

Ia telah mengumpulkan sumbangan untuk gerakan pemberontakan sipil negara, yang bertujuan untuk mencabut fungsi militer dari pemerintahan.

Baca Juga: Kematian Mya Thwate Jadi Simbol Perlawanan Kudeta Militer Myanmar

Sebelumnya, warga Myanmar selalu ragu menghiasi tubuhnya dengan tato wajah Suu Kyi, namun semenjak kudeta militer tanggal 1 Februari, mereka menggunakan cara ini untuk protes.

Seorang pendukung partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) memegang ponsel yang menunjukkan gambar Aung San Suu Kyi di depan markas partai di Yangon pada 8 November 2020, [Ye Aung THU / AFP]
 Aung San Suu Kyi. [Ye Aung THU / AFP]

Seorang warga yang merajah tubuhnya dengan wajah Suu Kyi, Hlaing, mengatakan kudeta lebih menyakitkan dari enam jam yang ia habiskan saat bergumul dengan jarum tato.

Salah satu seniman tato lainnya, Za, sudah menyelesaikan sekitar 70 tato dengan wajah Suu Kyi di tubuh tamunya. Biasanya, obrolan seputar kudeta akan terus mengalir sepanjang proses tato.

Di Myanmar, tato adalah bagian dari budaya. Selama berabad-abad lalu, pria Shan di timur laut memiliki tato dari pinggan ke lutut untuk melambangkan kejantanan.

Sementara wanita Chin memiliki tato di wajah dan percaya bahwa itu bisa memberi perlindungan spiritual. Beberapa lansi di sana masih memilikinya, meski tampak memudar.

Baca Juga: Kemlu RI Bantah Retno Marsudi Berkunjung ke Myanmar dan Dukung Pemilu Baru

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI