Suara.com - Seorang pastor di Singapura banjir komentar negatif dari warganet setelah membuat sebuah pernyataan jika wanita harus memakai pakaian yang tidak provokatif untuk membantu pria mengendalikan nafsunya.
Menyadur Asia One, Kamis (25/2/2021) Pastor Joanne Chow mengimbau wanita untuk menghindari berpakaian "dengan cara yang terbuka atau provokatif" untuk membantu pria mengendalikan nafsunya.
Pernyataan tersebut ia tuangkan melalui sebuah artikel di situs web berorientasi pemuda Kristen Thir.st pada hari Senin (22/2).
Dalam artikelnya, Chow, seorang pendeta kaum muda di Gereja Saudara-saudara Bukit Pasir Panjang, menceritakan kesulitannya menghadapi godaan seksual saat menjalin hubungan dengan pacarnya yang kini menjadi suaminya.
Baca Juga: Satgas Covid-19 Pastikan Mutasi Virus B117 Inggris Belum Masuk ke Indonesia
Pendeta tersebut kemudian menawarkan tiga tips untuk membantu kaum muda agar tidak jatuh ke dalam godaan seperti itu.
Tak lama setelah artikelnya di-posting ulang di Instagram, banyak warganet yang tersinggung dengan pernyataan Chow yang tampaknya mengisyaratkan bahwa pakaian wanita adalah penyebab nafsu pria.
Tanggapan dari warganet sebagian besar negatif. Banyak yang berkomentar tentang bagaimana saran Chow menegaskan kembali peran tradisional wanita dalam bidang seksual.
"Maaf, itu bukan kesalahan wanita karena mengenakan apa yang mereka inginkan. Anak laki-laki inilah yang [tidak] tampaknya memahami apa itu pengendalian diri dan berpikir tidak apa-apa untuk menyerang orang seperti itu. Berhenti menyalahkan korban dan mulailah memanggil orang-orang untuk kesalahan mereka," tulis seorang warganet.
"[Saya] [sudah] sedih bahwa para gadis [harus] berpakaian tidak [provokatif] untuk menjaga keselamatan mereka sendiri, dan sekarang posting ini mengatakan kita harus melakukannya sehingga kita membuat hidup para lelaki lebih mudah? ????" timpal warganet lainnya.
Baca Juga: Belanja Online Pakai Kartu Kredit Teman, Mantan Ratu Kecantikan Ini Dibui
Pada hari Selasa (23/2), Chow mengatakan di halaman Facebook Thir.st bahwa dia menyadari jika pernyataannya membuat marah banyak orang dan meminta maaf.
"Bukan niat saya sama sekali untuk menyindir korban yang menyalahkan atau memaafkan perilaku predator dan saya minta maaf jika terjadi seperti itu." jelas Chow.
Pihak Thir.st juga mengatakan bahwa tujuan artikel tersebut adalah untuk "menawarkan nasihat praktis tentang bagaimana orang Kristen dapat terhindar ke dalam godaan seksual".