Suara.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengungkapkan bahwa prioritas vaksinasi Covid-19 untuk pendidik akan dimulai dari guru sekolah dasar terlebih dahulu. Kemudian dilanjutkan guru sekolah menengah dan perguruan tinggi.
Nadiem menjelaskan, guru-guru di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD), dan Sekolah Luar Biasa (SLB) diprioritaskan menerima vaksin karena mereka kelompok yang sulit melakukan Pembelajaran Jarak Jauh atau sekolah online.
"Orang tua pasti mengertilah, semakin muda semakin sulit melakukan PJJ, dan mereka yang paling membutuhkan interaksi fisik dan tatap muka. Walaupun tatap muka harus menggunakan protokol kesehatan yang telah ditetapkan kemenkes dan kemendikbud," kata Nadiem usai meninjau vaksinasi di SMAN 70, Bulungan, Jakarta Selatan, Rabu (24/2/2021).
Meski begitu, ketersediaan vaksin untuk guru tetap mengikuti kebijakan distribusi dari Kementerian Kesehatan yang sejauh ini masih memprioritaskan distribusi vaksin untuk Jawa dan Bali.
Baca Juga: Termakan Hoaks, Seratusan Pedagang Pasar Klewer Tolak Divaksin Covid-19
"Alokasi dari sisi pemilihan kabupaten dan provinsinya itu mengikuti kebijakan dari Kemenkes. Nanti pas sudah dialokasikan berapa guru yang mendapatkan di daerah tertentu, baru Kemendikbud akan membantu mengkoordinasikan prioritasnya dari yang jenjang paling muda sampai ke jenjang yg paling dewasa," jelasnya.
Mantan bos Gojek itu menyebut pemerintah menargetkan vaksinasi guru, dosen, dan tenaga pendidik akan selesai pada akhir bulan Juni agar pembelajaran tatap muka dengan protokol kesehatan bisa dimulai pada tahun ajaran baru 2021/2022.
"Esensi dari kebijakan ini tenaga pendidik menjadi prioritas, sudah cukup lama anak-anak kita tidak belajar tatap muka di sekolah, dan kami ingin memastikan kalau kita bisa vaksinasi sampai akhir bulan Juni, sehingga di Juli, Insyaallah sudah melakukan proses tatap muka di sekolah," ucap Nadiem.
Kementerian Kesehatan sendiri menargetkan total sasaran penerima vaksin dari pendidik (guru, dosen, tenaga pendidik) di seluruh Indonesia berjumlah 5.058.582 orang pada vaksinasi tahap kedua ini.
Baca Juga: Temuan Baru, Virus Corona pada Ibu Hamil Tak Tingkatkan Risiko Keguguran!