Dekan Pertanian UGM: Kita Harus Membentuk Karakter Konsumsi Pangan Lokal

Rabu, 24 Februari 2021 | 13:11 WIB
Dekan Pertanian UGM: Kita Harus Membentuk Karakter Konsumsi Pangan Lokal
Ilustrasi tanaman padi. (Dok : Kementan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dekan Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada (UGM), Jamhari, mengajak masyarakat untuk membentuk karakter konsumsi pangan lokal dan memulai gerakan tanam mengingat pentingnya sektor pertanian terhadap penguatan ekonomi nasional

Hal tersebut disampaikan Jamhari dalam sesi diskusi berjudul 'Menakar Kekuatan Sektor Pertanian Sebagai Penopang Ekonomi Nasional' yang diselenggarakan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM PEB UI), Selasa, (23/2/2021).

Jamhari bilang, sektor pertanian sebagai sumber utama pendapatan negara hingga berperan sebagai penyumbang Produk Domestik Bruto (PDB)

"Sektor pertanian itu tidak bisa dipisahkan dari penopang ekonomi nasional. Sebab pertanian adalah sumber utama pendapatan rumah tangga. Bahkan penyumbang PDB, penyerap tenaga kerja dan penghasil devisa negara," katanya.

Baca Juga: Banjir di Majalengka, Kementan Nyatakan Siap Bantu Proses Mitigasi

Peranan sektor pertanian, sambung Jamhari, juga sangat besar dalam penyediaan bahan pangan dan bahan baku industri di seluruh dunia. Apalagi, pertanian terbukti mampu berperan terhadap penyediaan bahan pakan dan bahan baku bioenergi.

"Pertanian itu tidak bisa dilepaskan baik dalam kondisi normal maupun tidak normal. Kita lihat saja sekarang tidak akan ada mie instan, restoran, atau indusru manufaktur lainya yang tanpa ada tanaman padi dan pertanian lainnya. Jadi saya kira sangat penting sekali sektor pertanian ini," katanya.

Karenanya, Jamhari mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk memulai gerakan tanam serta membentuk karakter konsumsi pangan lokal secara masif di tiap-tiap daerah.

"Artinya saya mau bilang kalau kita harus membentuk karakter konsumsi pangan lokal supaya pangan kita beragam dan mengkapitalisasinya dengan pangan lain," katanya.

Sebelumnya Direktur Neraca dan Produksi pada Badan Pusat Statistik (BPS), Dody Herlando yang diwakili Koordinator Fungsi Konsolidasi Neraca Produksi Nasional, Nur Indah Kristiani mengapresiasi kontribusi sektor pertanian terhadap proses pemulihan ekonomi nasional selama krisis pandemi Covid 19, yakni sejak tahun 2019 hingga memasuki bulan kedua di tahun 2021.

Baca Juga: Nilai Indeks Naik, Kementan: Status Ketahanan Pangan Indonesia Semakin Baik

Menurut Indah, data dan statistik sektor pertanian sejauh ini menunjukan pertumbuhan positif, yakni mencapai 2,59 persen dengan subsektor tanaman pangan sebagai penyumbang tertingginya, yaitu 10,47 persen. Angka tersebut didorong karena adanya peningkatan luas panen dan produksi padi, jagung, ubi kayu serta dukungan cuaca yang rekatif bagus.

"Selain itu BPS juga mencatat bahwa sektor pertanian berkontribusi terhadap pertumbuhan 5 sektor lapangan kerja. Kemudian kalau kita lihat dari perdagangan produk pertanian ke luar negeri juga mengalami kenanaikan sebesar 14 persen dengan 3 komoditas utamanya, yakni kopi, tanaman obat dan rempah," katanya

Indah mengatakan, berbagai perbaikan pada sektor pertaniaj juga berdampak besar pada kenaikan Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTP). NTP, kata Indah mengalami kenaikan 0,74 persen jika dibandingkan 2019. Sedangkan NTP di bulan Desember (M to M) naik sebesar 0,37 persen. Adapun untuk NTUP, angkanya mencapai 0,70 persen untuk periode Bulan Desember 2020.

"Ke depan sektor pertanian memiliki peluang besar untuk meningkatkan Ekonomi Nasional. Sebab sampai saat ini rata rata pendapatan petani mencapai 1,9 juta dan menumbuhkan lapangan usaha pertanian sebesar 13 persen," tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI