Nenek Maryati Meninggal di Tengah Banjir, Anak Ungkap Permintaan Terakhir

Senin, 22 Februari 2021 | 19:06 WIB
Nenek Maryati Meninggal di Tengah Banjir, Anak Ungkap Permintaan Terakhir
Jasad Nenek Maryati yang meninggal saat rumahnya di Cipinang Melayu terendam banjir. (Suara.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Deden mengungkap hal terakhir yang diucapkan Nenek Maryati sebelum meninggal. Perempuan paruh baya itu meninggal dunia saat rumahnya di kawasan RW 4 Kelurahan Cipinang Melayu, Jakarta Timur terendam banjir. 

Deden mengaku sempat menyuapi mendiang ibunya sebelum ajal menjemput. Saat itu, kata Deden, Maryati mengucapkan permintaan terakhir. Kepada sang anak, Maryati meminta agar Deden memakamkan jenazahnya di Cimanggis Depok, Jawa Barat.

“Jadi pas saya suapi makan sebelum meninggal, Ibu bilang, kalau sudah enggak ada dimakamkan di Cimanggis,” kata Deden saat berbincang dengan Suara.com di Kelurahan Cipinang Melayu, Senin (22/2/2021).

Deden pun bercerita, sebelum meninggal, Nenek Maryati sempat mengeluh kedinginan hingga menggigil sekitar pukul 09.00 WIB, berbarengan dengan masuknya genangan air ke rumahnya.

Baca Juga: Nenek yang Meninggal saat Cipinang Melayu Banjir Sempat Menggigil dan Lapar

“Saat itu saya lagi angkut-angkut barang, mungkin karena ada air, jadi dinggin dan menggigil gitu,” kata dia.

Jasad Nenek Maryati yang meninggal saat rumahnya di Cipinang Melayu terendam banjir. (Suara.com)
Jasad Nenek Maryati yang meninggal saat rumahnya di Cipinang Melayu terendam banjir. (Suara.com)

Pada saat kondisi kedinginan mendiang Nenek Maryati sempat mengaku lapar, kemudian diberi bubur ayam oleh Deden. Kemudian saat air perlahan meninggi, mendiang Nenek Maryati di amankan Deden ke lantai dua rumahnya.

“Sempat mau di bawa ke pengungsian, tapi air sudah sedada saya, jadi sama amankan di lantai dua,” ujar Deden.

Lalu sekitar pukul 14.00 mendiang Nenek Maryati kembali meminta makan, namun karena rumahnya dalam kondisi tergenang air dan tidak bisa memasak, Deden pergi ke lokasi pengungsian mencari nasi.

“Sekitar jam setengah tigaan saya kembali bawa nasi, saya suapin sampai dua kali, dikasih minum. Tiba-tiba ibu saya sesak gitu lalu akhirnya meninggal,” jelas Deden.

Baca Juga: Rumiati ke Anies: Janjinya Gimana Sih, Katanya Gak Banjir Lagi!

Deden pun mengatakan, jika ibunya meninggal bukan karena banjir, meski kata dia Nenek Maryati tidak memiliki riwayat penyakit kecuali darah tinggi.

Jenazah Maryati (80), warga RW 04, Kelurahan Cipinang Melayu, Jakarta Timur, dievakuasi dengan menggunakan perahu karet. (Suara.com/Bagaskara)
Jenazah Maryati (80), warga RW 04, Kelurahan Cipinang Melayu, Jakarta Timur, dievakuasi dengan menggunakan perahu karet. (Suara.com/Bagaskara)

“Bukan karena banjir. Enggak punya penyakit, tapi mungkin darah tinggi. Darah tinggi saja setau saya,” ujarnya.

Dia bahkan mengatakan, jauh hari sebelum meninggal, ibunya dalam kondisi sehat.

“Sehat tidak sakit, palingan pusing doang,” ujar Deden.

Setelah dievakuasi dari kediamannya, jenazah Maryati kemudian dibawa ke Cimanggis Depok untuk dikebumikan.

Diketahui, proses evakuasi jenazah korban banjir itu dilakukan dengan menggunakan perahu karet. Proses evakuasi jenazah Maryati juga dibantu oleh warga setempat. 

REKOMENDASI

TERKINI