Nenek yang Meninggal saat Cipinang Melayu Banjir Sempat Menggigil dan Lapar

Senin, 22 Februari 2021 | 18:29 WIB
Nenek yang Meninggal saat Cipinang Melayu Banjir Sempat Menggigil dan Lapar
Jasad Nenek Maryati yang meninggal saat rumahnya di Cipinang Melayu terendam banjir. (Suara.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Nenek Maryati yang meninggal di tengah banjir yang merendam RW 4 Kelurahan Cipinang Melayu, Jakarta Timur pada Jumat (19/2/2021) sempat mengaku kedinginan dan kelaparan. 

Hal itu di sampaikan anak pertama mendiang Nenek Maryati, bernama Deden kepada Suara.com saat ditemui di Kelurahan Cipinang Melayu, Senin (22/2/2021).

Deden pun bercerita, sebelum meninggal, Nenek Maryati sempat mengeluh kedinginan hingga menggigil sekitar pukul 09.00 WIB, berbarengan dengan masuknya genangan air ke rumahnya.

Jasad Nenek Maryati yang meninggal saat rumahnya di Cipinang Melayu terendam banjir. (Suara.com)
Jasad Nenek Maryati yang meninggal saat rumahnya di Cipinang Melayu terendam banjir. (Suara.com)

“Saat itu saya lagi angkut-angkut barang, mungkin karena ada air, jadi dingin dan menggigil gitu,” tutur Deden.

Baca Juga: Rumiati ke Anies: Janjinya Gimana Sih, Katanya Gak Banjir Lagi!

Pada saat kondisi kedinginan mendiang Nenek Maryati sempat mengaku lapar, kemudian diberi bubur ayam oleh Deden. Kemudian saat air perlahan meninggi, mendiang Nenek Maryati dievakuasi Deden ke lantai dua rumahnya.

“Sempat mau dibawa ke pengungsian, tapi air sudah sedada saya, jadi sama amankan di lantai dua,” ujar Deden.

Lalu sekitar pukul 14.00 mendiang Nenek Maryati kembali meminta makan, namun karena rumahnya dalam kondisi tergenang air dan tidak bisa memasak, Deden pergi ke lokasi pengungsian mencari nasi.

Jenazah Maryati (80), warga RW 04, Kelurahan Cipinang Melayu, Jakarta Timur, dievakuasi dengan menggunakan perahu karet. (Suara.com/Bagaskara)
Jenazah Maryati (80), warga RW 04, Kelurahan Cipinang Melayu, Jakarta Timur, dievakuasi dengan menggunakan perahu karet. (Suara.com/Bagaskara)

“Sekitar jam setengah tigaan saya kembali bawa nasi, saya suapin sampai dua kali, dikasih minum. Tiba-tiba ibu saya sesak gitu lalu akhirnya meninggal,” jelas Deden. 

Deden pun mengatakan, jika ibunya meninggal bukan karena banjir, meski kata dia Nenek Maryati tidak memiliki riwayat penyakit kecuali darah tinggi.

Baca Juga: Nenek Rusmiati yang Difoto sama Anies Kecewa: Bukan Trauma Lagi, Stres Saya

“Bukan karena banjir. Enggak punya penyakit, tapi mungkin darah tinggi. Darah tinggi saja setau saya,” ujarnya.

Deden juga mengatakan, jauh hari sebelum meninggal, ibunya dalam kondisi sehat.

“Sehat tidak sakit, palingan pusing doang,” ujar Deden.

Jenazah mendiang Nenek Maryati telah dimakamkan di Cimanggis, sesuai dengan permintaannya. Nenek Maryati langsung dikebumikan pada hari yang sama dia meninggal, Jumat, pekan lalu.

Sebelumnya, Nenek Maryati  meninggal dunia ketika rumahnya di RW. 04, Kelurahan Cipinang Melayu, Jakarta Timur dikepung banjir. Proses evakuasi jenazah menggunakan perahu karet.

Berdasarkan pantauan Suara.com di lokasi, tampak jenazah nenek Maryati dievakuasi dengan perahu karet oleh sejumlah relawan dibantu warga setempat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI