Simbolisasi Vaksinasi Jokowi Tak Dongkrak Minat Warga Mau Divaksin Covid-19

Minggu, 21 Februari 2021 | 19:39 WIB
Simbolisasi Vaksinasi Jokowi Tak Dongkrak Minat Warga Mau Divaksin Covid-19
Presiden Joko Widodo (kiri) disuntik dosis kedua vaksin COVID-19 produksi Sinovac oleh vaksinator Wakil Ketua Dokter Kepresidenan Prof Abdul Mutalib di halaman tengah Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (27/1/2021). [ANTARA FOTO]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia mengungkapkan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 perdana yang disuntikkan kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi tidak terlalu mendongkrak minat masyarakat untuk mau divaksin.

Direktur Eksekutif Indikator Burhanuddin Muhtadi menjelaskan pada survei yang sama bulan Desember 2020 jumlah yang kurang dan tidak bersedia divaksin adalah 43 persen. Lalu pada survei terbaru 1-3 Februari 2021 hanya turun dua persen.

"Yang mengagetkan saya secara pribadi, meskipun surveinya telah dilakukan setelah presiden sendiri langsung menjadi orang pertama divaksin, itu masih banyak yang tidak bersedia. Total 41 persen kurang bersedia atau sangat tidak bersedia," kata Burhanuddin dalam jumpa pers virtual, Minggu (21/2/2021).

Ada berbagai macam alasan mereka menolak divaksin Covid-19.

Baca Juga: Indikator: 3,1 Persen Warga Percaya Vaksin Covid-19 Mainan Mafia Farmasi

Seperti meragukan efek samping, efektivitas vaksin, merasa sehat walau tak divaksin, tidak mau bayar vaksin, meragukan kehalalan vaksin, hingga tak mau terlibat mafia farmasi.

"Ini bisa menjadi masalah karena vaksinasi itu bicara kepentingan bersama, jadi pemerintah harus menjelaskan ini," tegasnya.

Di sisi lain, survei ini juga menunjukkan ada 55 persen orang yang bersedia divaksin, terdiri dari 15,8 persen sangat bersedia dan 39,1 persen cukup bersedia.

Survei ini dilakukan Indikator dengan cara melakukan wawancara telepon terhadap 1.200 responden pada 1-3 Februari 2021 dari seluruh provinsi di Indonesia.

Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel 1.200 responden dengan margin of error sekitar ± 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Baca Juga: Indikator: Pendukung Prabowo-Sandi Banyak Tak Bersedia Divaksin Covid-19

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI